Minggu, 12 Juli 2015

TIPS MENGEMUDI SAAT MUDIK

Tips Mengemudi

Mudik Adalah Sudah Menjadi bagian dari tradisi Lebaran. Bahkan Ada Yang Bilang Lebaran Tanpa Mudik Belumlah Lengkap. Tujuan dari MudikLebaran untuk bertemu dengan keluarga, sanak family dan hadai taulan yang lama ditinggalkan. Moment sperti ini hanya ada satu tahun sekali. Banyak cerita seputar mudik lebaran. Suka dan duka selama mudik beraneka ragam. Baik yang berkendara sendiri maupun dengan menggunakan jasa angkutan umum.

Penuh dan sesaknya penumpang selama lebaran (mudik lebaran) sudah mejadi bagian yang tidak terpisahkan

Oli Mesin

Periksa oli mesin Anda. Gunakan oli sesuai petunjuk dan anjuran sesuai petunjuk dan ajuran service. Bila perlu oli gardan dan oli persnelling diganti sebelum berangkat. Disarankan penggantian oli setiap 2000-2500 km. Sebaiknya dikuras terlebih dahulu dengan Engine Flush. Dengan penambahan Oil Treatment, masa pakai oli bisa diperpanjang satu setengah kalinya. Sedangkan bila menggunakan oli sintetik dianjurkan penggantian setiap 5000 km.

Tune-Up

Periksa mobil dalam kondisi prima. Periksa keadaan platina, busi, saluran gas buang. Untuk menjaga kebersihan karburator, injektor dan sistem saluran bahan bakar, tambahkan campuran bahan bakar yang dapat meningkatkan akselerasi mesin (tarikan lebih ringan) sekaligus irit bahan bakar. Bila perlu tune-up mesin.

Minyak Rem

Hati-hati di musim hujan. Pastikan rem mobil Anda bekerja sempurna, periksa minyak rem. Jika kurang tambahkan minyak rem netral. Kuras dan ganti minyak rem setiap 20.000 km atau satu kali setahun (mana yang lebih dahulu tercapai). Periksa juga kondisi rem tangan.

Power Steering

Periksa sistem power steering mobil Anda. Bila perlu tambahkan Power Steering Fluid. Jangan gunakan jenis minyak lain sebagai penggantinya. Untuk menjaga kelancaran dan sistem power steering lebih awet atur ban mobil tetap dalam posisi lurus apabila parkir

Pelumas Serba Guna

Bersihkan terminal aki, koil, kabel koil dan delco. Pelumas serba guna dapat menetralisir asam sehingga mesin yang basah dapat di start lebih mudah. Pelumas serba guna juga dapat menghilangkan bunyi derit dan melancarkan engsel-engsel pintu dan jendela.

Kesehatan

Agar perjalanan tidak tergangu, jaga kondisi kesehatan badan. Sediakan selalu obat-obatan yang biasa Anda pakai dalam kotak P3K.

Air Wiper

Perjalanan di musim hujan perlu ekstra hati-hati. Lebih-lebih bila perjalanan malam hari. Air hujan atau kaca kotor bisa mengganggu pandangan pengemudi. Untuk itu, periksalah kondisi karet wiper, tabung air wiper. Agar supaya kaca lebih jernih tambahkan windshield washer solvent/concentrate (cairan pembersih kaca).

Air Radiator

Periksa radiator untuk memastikan sirkulasi air pendingin lancar. Bila perlu kuras dengan Radiator Flush untuk membersihkan sisa kerak di radiator. Periksa juga fan dan tali kipas. Sangat dianjurkan penambahan cairan pendingin radiator (Radiator Coolant), yang sekaligus berfungsi mencegah karat, pembuihan dan melumasi water pump (pompa air) dalam radiator.

Air Aki

Periksa kondisi accu (aki). Jangan lupa, periksa juga sekering, kabel-kabel dan alternatornya. Terminal-terminal aki dan kabel-kabel massa ke bodi mobil mesti dibersihkan. Isi air aki sebatas level yang dianjurkan. Bila perlu accu (aki) di-charge lagi.

Tekanan Ban

Periksa tekanan ban sesuai anjuran/ketentuan. Pada ban yang terlalu kempes akan terjadi efek perataan (flapping effect) sehingga mudah pecah dalam kecepatan tinggi.

Sabuk Keselamatan

Kenakan selalu sabuk keselamatan dam perjalanan. Ini penting, sebab pada saat pengereman mendadak, otot lengan dan kaki saja tak cukup kuat untuk menahan beban berat badan.

Bersabar

Jaga emosi sewaktu mengendarai mobil, jangan mudah terpancing bila ada mobil mendahului dari sebelah kiri di jalan tol. Ingat, mengendarai mobil di bahu jalan sangat berbahaya. Bila ada kendaraan besar dari arah depan saling berpacu, lebih baik mengalah dengan mengambil jalan paling kiri. Bila dirasa aman, silahkan menambah kecepatan.

Kecepatan & Jarak Kendaraaan

Jagalah batas kecepatan kendaraan anda tetap dalam kontrol dan konsentrasi. Jaga jarak kendaraan dengan mobil yang ada di depan, terutama ketika berada di jalan tol. Nikmati perjalanan tak perlu berpacu.

Trik Cermat di Jalan Basah

Melibas jalanan basah, sangat berbeda penanganannya dengan kondisi jalan kering. Nah, dibawah ini ada beberapa trik yang perlu diperhatikan. Tujuannya untuk meminimalisasi kemungkinan kecelakaan.

Pilih desain ban yang cocok untuk jalan basah. Sebisa mungkin cari kembang ban yang efektif menyalurkan air.Perhatikan tekanan ban. Sebaiknya periksa seminggu sekali.Jaga kecepatan. Segera kurangi kecepatan begitu Anda memasuki jalan yang basah atau tergenang air.Hindari manuver mendadak. Misalnya berbelok, pengereman dan berakselerasi. Lakukan secara halus dan hati-hati.Feeling pengereman. Gunakan perasaaan ketika harus mengerem mendadak. Jangan langsung injak habis. Lakukan langkah menginjak pedal rem berulang-ulang. Tujuannya agar tak terjadi rem ngeblok.

Tetap tenang. Inilah trik paling jitu. Terutama ketika tiba-tiba, mobil masuk ke genangan air dan terjadi gejala aquaplanning. Jangan lakukan pengereman mendadak. Kurangi kecepatan secara bertahap dan usahakan arah kendaraan tetap lurus.

Tujuh Langkah Bila Kendaraan Anda Terendam Banjir

Banjir masih menjadi berita hangat di musim hujan. Jika mobil atau motor kebanjiran dan terendam beberapa hari, segera lakukan langkah darurat buat mesin, girboks dan gardan seperti dibawah ini.

Mobil/motor jangan langsung dihidupkan/dijalankan. Ganti dulu pelumas, baik mesin, gardan maupun transmisi dengan yang baru.Kuras air radiator berikut tabung cadangannya.Ganti saringan udara karburator dengan yang baru/kering.Bersihkan semua konektor kabel, termasuk kabel busi dari air. Caranya manfaatkan tiupan kompresor. Jika tidak ada, gunakan lap kering.Keringkan busi dan tutup distributor.Dalam posisi mesin mati, mainkan tuas atau pedal kopling dan tongkat persneling berulang-ulang.Hidupkan mesin dan jangan langsung digas. Diamkan hingga temperatur mesin mulai menghangat.

Mengemudi mudik 2015
Semoga selamat sampai tujuan
Amiin

Minggu, 05 Juli 2015

KHUTBAH IDUL FITRI, KEMBALI MENUJU KESUCIAN

KHUTBAH IDUL FITRI 1435 H: KEMBALI MENUJU KESUCIAN

الله اكبر 9 مرات. الله اكبركبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا لا اله الاالله والله اكبر الله اكبرولله الحمد. الحمد لله غَافِرُالذَّنْبِ وَقَابِلُ التَّوْبِ شَدِيْدُ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لااله الا هو واليه المصير. أشهد أن لااله الاالله رب كل شيء وهوالعليم الخبير. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الدَّاعِي وَالسِّرَاجُ الْمُنِيْرُ. اللهم صل وسلم علي محمد الْمُصْطَفَي الْمُخْتَارُ وعلي آله وأصحابه وَمَنْ يُوَالِيْهِمْ مَنِ اتَّبَاعَهُ الأَخْيَارَ. أمابعد فياأيهاالموْمنون العائدون أصيكم وإياي نفسي بتقوي الله فِي السِّرِّوَالْعَلَنِ وَفِي كُلِّ أَحْيَانٍ فَإِنَّ اللهَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلِيٌّ وَنَصِيْرٌ

Allahu Akbar walillahil hamd
          
Kita bersyukur kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya sehingga pada pagi hari ini dapat berkumpul di Musholla yang kita cintai. Berkumpul dalam dekapan kasih sayang Allah SWT dan naungan kebahagian sebagai insan bertaqwa.
            
Pada pagi hari ini, dilingkupi suasana yang cerah dan kegembiraan pada siapapun yang telah merasa berhasil melewati ujian dan pendidikan dari Allah SWT melalui bulan Ramadhan. Melewati ujian ibadah Shaum yang paripurna, yang bukan sekedar hanya menahan lapar dan hausnya saja, tetapi sekaligus mengendalikan hawa nafsu yang bisa membuat tercorengnya ibadah shaum yang kita laksanakan. Tetapi perlu diingat bahwa Ramadhan bukan hanya sekedar pelaksanaan ibadah shaumnya saja, ibadah Ramadhan juga diperkuat dengan amaliyah yang lain, baik sholat sunnah tarawihnya, solat tahajudnya, tilawah dan tadarus Al-Qur’annya serta indahnya berbagi dengan sesama sehingga membuat ibadah Ramadhan menjadi demikian lengkap.

Jama’ah Rahimakumullah
            
Hari ini Idul Fitri yang berarti sama artinya kita ditinggalkan oleh bulan Ramadhan. Bulan yang memiliki suasanan yang sangat khas, dan tak akan pernah kita menemui suasana yang demikian khas kecuali hanya di bulan Ramadhan. Sehingga wajar bagi mereka yang gemar dalam berbuat kebaikan, maka ditinggalkannya oleh bulan yang penuh kebaikan ini sama artinya mereka merasa ditinggalkan oleh kebaikannya yang banyak. Bagaimana tidak, amaliyah sunnah yang dikerjakan pada bulan Ramadhan maka Allah membalasinya dengan pahala amaliyah wajib. Subhanallah.

Belum lagi adanya malam Lailatur Qodar atau malam kemuliaan, malam yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan. Seandainya kita mendapati malam tersebut dalam keadaan beribadah kepada Allah SWT, maka tentulah pahalanya seperti kita beribadah sepanjang 1000 bulan lamanya. Subhanallah.

Malam Lailatur Qodar ini sedemikian agungnya sehingga hakekatnya tak terjangkau oleh pengetahuan manusia. Karena kebodohan dan kepicikan dari manusia sajalah sehingga mereka melupakan malam kemuliaan ini, Na’udzubillahi min dzalik.

Jama’ah Rahimakumullah
            
Ditinggalkannya oleh bulan Ramadhan harusnya jangan membuat kita gembira, karena belum tentu kita mendapatinya di tahun yang akan datang. Padahal boleh jadi kita adalah orang-orang yang gagal dalam mempergunakan kesempatan di bulan Ramadhan ini. Hal itu bisa dilihat dengan semakin bertambah buruknya prilaku dan akhlaq kita, semakin lemahnya kita dalam beribadah, semakin lemahnya dalam menahan amarah, semakin lemahnya menahan diri dari menyakiti orang lain, semakin lemahnya dalam menghargai orang lain, semakin lemahnya sikap menghargai orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda ,semakin lemahnya kita dari memperbaiki silaturahim baik dengan saudara maupun dengan tetangga. Hanya karena merasa diri lebih baik dari orang lain maka tidak pantas kiranya kita bertegur sapa dengan orang-orang yang levelnya (mugkin) kita anggap lebih rendah dari kita. Padahal kemulian dan level seseorang bukan dilihat dari sesuatu yang bersifat fisik saja, melainkan sejauh mana hatinya tertambat kepada Allah swt.
            
Kegagalan demi kegagalan dalam mempergunakan kesempatan setiap bulan Ramadhan, harusnya membuat kita menyadari betapa bergelimangnya diri ini dari dosa dan kedurhakaan kepada Allah SWT. Bagaimana kita tak akan sedih seandainya Allah SWT membukakan catatan amaliyah kita selama Ramadhan dari tahun ke tahun ternyata tidak beranjak dari angka standar puasa, yaitu senilai lapar dan hausnya saja, dan pahala yang lainnya tak lebih dari sekedar menggugurkan kewajiban saja. Masya Allah.
            
Wajar saja jika para salafush sholih selalu menangisi akan perginya bulan Ramadhan, menangisi ketidakmampuannya dalam memanfaatkan dengan maksimal bulan keberkahan ini, lalu bagaimana dengan kita? Wallahu a’lam

Jama’ah Rahimakumullah
            
Janji Allah SWT tak akan pernah bohong, salah satunya adalah janji Allah untuk mereka yang berhasil menjalani ibadah Ramadhan dengan meraih ketaqwaan dan kesucian fitrahnya. Ini adalah harga yang pantas untuk si mukmin, karena si mukmin mengerti betul tentang keinginan Allah untuk dirinya, mengerti betul bagaimana mensikapi dan melaksanakan perintah-perintah Allah dan sekaligus memahami betul bagaimana meninggalkan larangan-larangan Allah. Hal itu bukan dengan keterpaksaan ia lakukan , tetapi ia memahami dibalik perintah dan larangan Allah SWT tersebut ada nilai kebahagiaan  hakiki akan didapatkan apabila ia mampu melakukannya dengan baik.

Jama’ah Rahimakumullah
                
Berbicara tentang kesucian fitrah, maka rangkain ibadah Ramadhan seyogyanya membuat kita meraih kesucian fitrahnya itu. Karena berbagai amaliyah kebaikan dapat membimbing dan mengarahkan para pelakunya memperoleh hasil yang positif. Ingatkah kita bahwa apapun ibadah yang dilakukan, sekecil apapun amaliyah tersebut  membuat kita semakin memiliki nilai-nilai terbaik dalam prilaku dan akhlaq. Lalu seandainya amaliyah tersebut tidak menjadikan kita semakin bertambah baik dalam prilaku dan akhlaq maka sesungguhnya hal itu semakin membuat kita semakin bertambah  jauh dari Allah SWT, naudzubillah min dzalik.
                
Karena itu agar memperoleh kesucian fitrah tersebut, maka beberapa hal yang bisa kita lakukan:

Pertama: Memperbaiki kembali hubungan kita dengan Allah
                
Sadarilah oleh kita bahwa tanpa kekuasaan dan kehendak dari Allah kita adalah bukan siapa-siapa. Apa sih yang kita banggakan dan sombongkan pada diri ini, kalo segala sesuatunya tak berarti apapun jika Allah tidak menurunkan kasih dan sayangnya kepada kita. Janganlah kita seperti fir’aun yang bangga dengan kekusaannya yang begitu hebat, sehingga karena karena kesombongannya menganggap dirinya Tuhan. Sekuat dan sehebat apapun manusia tak akan ia mampu menyaingi kekuasaan Allah.  Jadi sesungguhnya rasa sombong pada diri manusia akan membuat dirinya memiliki hubungan yang buruk dengan Allah SWT, bahkan ia menjadi pesaing Allah SWT. Naudzubillahi min dzalik.
                
Memperbaiki hubungan dengan Allah adalah solusi terbaik jika kita menginginkan menjadi hamba yang kembali kepada fitrahnya. Menjalin hubungan dengan Allah itu adalah dengan senantiasa melakukan ibadah yang sesuai dengan ketentuan syariah. Dan memang Al Qur’an pun menyatakan bahwa diciptakannya manusia itu adalah untuk beribadah. Ingatalah bahwa Islam adalah agama yang sempurna, sehingga tidak mengangap bahwa ibadah itu hanya berkaitan dengan amaliyah ritual saja. Tetapi ibadah memiliki maknanya yang luas bahwa ia melingkupi segala sesuatu yang dilakukan semata-mata ditujukan kepada Allah maka itulah ibadah. 
                
Karenanya tidak bisa kita hanya melakukan  ibadah ritual saja dan meninggalkan ibadah  yang bukan ritual, ataupun sebaliknya. Ibadah itu adalah satu paket yang satunya melengkapi dengan yang lainnya.

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
                
Inilah prinsip keseimbangan dalam Islam, tdiak dibenarkan lebih mengedepankan yang satunya dengan meminggirkan yang lainnya. Karenanya ibadah yang sempurna itulah yang akan memuat hubungannya dengan Allah akan terjalin secara harmonis.

Kedua : Memperbaiki hubungan dengan orang tua
                
Ridho Allah terletak pada ridho orang tua, kenapa keberkahan hidup itu tercerabut dari seseorang, karena boleh jadi ia tak pernah berharap ataupun meminta keridhoan dari orang tuanya. Keridhoan orang tua menjadi pembuka jalan agar keridhoan Allah bisa didapatkan. Berapa kali sih dalam seminggu kita menanyakan keadaan kabar orang tua, meskipun sekedar say hello, tapi ini adalah wujud sederhana perhatian kita terhadap orang tua. Coba kalau saja kita membayangkan bagaimana perhatiannya orang tua kepada kita, sejak dari kandungan sampai perjalanan hidup sebesar apapun mereka tak pernah mengendurkan kasih sayangnya kepada kita. Bahkan sampai kita punya anakpun mereka tak juga melepaskan kasih sayangnya dari kita dengan senantiasa memperhatikan anak kita. Meskipun kadangkala mereka siap jadi babu dalam tanda petik mengasuh anak kita karena kita sibuk bekerja. Pernahkan mereka meminta upah dari  apa yang mereka lakukan? Jawabannya jelas tidak, yang mereka harapkan adalah sekedar doa yang tulus agar Allah melimpahkan kasih sayangnya kepada mereka. Masa sekedar doa saja kita tidak sanggup? Astaghfirullah hal ‘adziim.

Jama’ah Rahimakumullah

Ketiga : Memperbaiki hubungan dengan tetangga
                
Dalam hubungan sosial, tetangga adalah saudara terdekat kita. Jadi tanpa mereka hidup kita tak akan bisa berjalan mulus. Makanya Islam sangat menaruh perhatian terhadap tetangga, sampai Rasul pernah bersabda: seandainya Allah meperbolehkan, niscaya dalam hukum waris, tetangga adalah salah satu yang mendapatkannya.  Dalam hadits yang lain rasul bersumpah atas nama Allah dan hari akhir agar setiap kita menghormati tetangganya.
                
Dalam hadits yang lain, Rasul menyatakan bahwa akan dianggap sebagai orang mukmin apabila tetangganya aman dari lisan dan tangannya. Artinya ketika kita menyakit tetangga dengan lisan dan tangan kita maka tidakakan dianggap sebagai seorang mukmin. Naudzubillahi min dzalik.

Keempat: Memperbaiki hubungan dengan saudara, baik saudara sedarah atau saudara seagama
                
Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturahmi. Rugi sekali seandainya hal itu terjadi pada diri kita. Gara-gara persoalan sepele membuat seseorang memutuskan hubungan dengan saudara yang lain. Abu bakar Ash Shidiq pernah ditegur oleh Allah karena bersumpah untuk tidak akan memberi bantuan kepada saudara-saudaranya yang telah memfitnah anaknya Aisyah istri dari rasulullah telah berbuat serong dalam peristiwa haditsul ifki alias berita bohong. Padahal jelas sekali saudara2nya telah berbuat kezaliman kepada diri dan anaknya, tetapi ketika Abu bakar bersumpah seperti itu, ternyata Allah menegurnya.
                
Jadi dalam Islam, meskipun  kesalahan yang dilakuan oleh orang lain kepada kita tidak lantas menjadi alasan kita untuk memutuskan silaturahim. Islam menginginkan bahwa kesucian fitrah seseorang berawal dari hatinya yang bersih. Meskipun kezoliman itu menimpa diri kita, maka bersabar dengan kezoliman tersebut itu adalah lebih utama.

Jama’ah Rahimakumullah
                
Dari paparan tersebut jelaslah buat kita, agar meraih kesucian fitrah itu tidaklah mudah, perlu usaha yang keras dan kesungguhan. Semoga Allah memudahkan langkah2 kita agar bisa merealisasikan hal-hal tersebut di atas agar kesucian fitrah bukan hanya sekedar dambaan tapi menjadi kenyataan.

--DOA--
                
Marilh kita berdoa kepada Allah SWT, kita tundukkan hati ini dan tengadahkan tangan ini. Bersihkan hati dengan keiikhlasan agar doa kita bisa menembut batas langit menuju Allah SWT. Kita awali dengan istigfar, dan rasakan bahwa istighfar itu merasuk ke hati dan persaan kita. Kita bayangkan betapa bergelimangnya kita dengan dosa karena sebab lisan yang tak terjaga, hati yang tak khusyu dan perbuatan yang menyimpang. 

Astaghfirullah 3x..alladzi laa ilaha illa huwal hayyul qoyum wa atubu ilahi.

(Ustadz Joko Tamami)

KHUTBAH IDUL FITRI, KITA TIDAK BISA SEMBUNYI

Kita Tak Bisa Sembunyi !

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله الله أكبر ولله الحمد

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ كَتَبَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ الصِّيَامَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ، وَأَنْزَلَ فِيْهِ الُقُرْانَ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنْ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَحْـدَهُ لاَ شَـرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُـوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَّلِّ وسلم عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَأَصْـحَابِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى اخِرِ الزَّمَانِ، أما بعد: فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله، أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَا اللهَ فَقْدْ فَازَ الْـمُتَّقُوْنَ. وَقَدْ قـَالَ اللهُ تَعاَلَى فِي الْـقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ:

Alhamdulillah, dengan izin Allah SWT. kita semua bergembira telah dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan. Bulan diwajibkannya shiyam dan diturunkannya Al-Qur’an sebagai hidayah untuk manusia. Bulan penuh berkah dan rahmat serta bulan pembinaan kaum muslimin menuju derajat muttaqiin.

Banyak sudah pelajaran dan kesadaran yang telah kita dapatkan. Pertama, kita sadar bahwaAllah selalu bersama kita. Kita tak bisa bersembunyi dan tak ada yang bisa kita sembunyikan sama sekali. Kita benar-benar sadar, maka saat berpuasa meski di tempat yang sangat sepi dan kita sendirian tak mungkin kita diam-diam minum air meski hanya seteguk. Bahkan air sesetes pun kita jaga agar tidak sampai masuk ke dalam tenggorokan kita. Mengapa? Karena kita sadar bahwa Allah melihat kita. Meski kita sendirian tetap dilihat Allah. Meski satu tetes juga tetap dilihat oleh Allah. Karena kita merasa bahwa Allah selalu bersama dengan kita dan kita selalu dilihatnya, maka meski shubuh kurang satu menit kita pun sudah tak mau makan dan minum lagi, dan begitu juga meski maghrib kurang satu menit kita juga tak mau berbuka. Sungguh luar biasa. Puasa telah menyadarkan kita akan pengawasan Allah atas diri kita hingga pada tingkat yang sekecil-kecilnya. Inilah derajat keimananan yang paling tinggi yaitu derajat ihsan.

أنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأنَّكَ تَرَاهُ فإنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فإنَّهُ يَرَاكَ

“Kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Dan bila kamu tidak melihat-Nya, maka kamu sadar bahwa Ia melihatmu.” (Hr. Muslim).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. Tentu kesadaran seperti ini bukan hanya dimaksudkan saat kita puasa di bulan Ramadhan saja. Tapi hendaknya kita wujudkan dalam kehidupan kita secara keseluruhan. Di mana pun kita berada. Di kantor atau di pasar. Di rumah sendiri, atau di hotel saat tak ada isteri/suami. Betapa indahnya apabila semua pejabat, pegawai negeri dan para pengusaha tak ada yang korupsi, karena sadar berapapun uang diambil adalah dilihat oleh Allah. Bukan karena adanya pengawasan jaksa, KPK atau polisi. Allah berfirman:

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur…” (Al-Baqarah: 255)

Kedua, kita sadar untuk selalu bersyukur kepada Allah. Indah sekali puasa telah membuat kita sadar akan arti pentingnya selalu bersyukur kepada-Nya. Dengan puasa kita rasakan betapa nikmat segarnya air, dan makanan-makanan lainya, yang semuanya adalah merupakan anugerah Allah.

Kita sadar, bahwa tanpa rahmat dan nikmat dari pada-Nya maka betapa susahnya hidup ini. Saat berpuasa, Alhamdulillah saat berbuka tersedia air, makanan dan minuman. Sehingga terasa betapa nikmat.

Manusia adalah makhluk yang paling banyak menerima nikmat dari Allah. Semua Allah ciptakan untuk manusia. Tapi sangat sedikit yang pandai bersyukur kepada-Nya. Padahal dengan bersyukur, nikmat dilipat gandakan dan selalu ditambah. Sedang bila manusia kufur nikmat, maka terjadilah bencana dan mala petaka. Allah berfirman:

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”. (Ibrahim: 7)

Ketiga, kita sadar melakukan kewajiban baru setelah itu menerima hak.Banyak orang yang hanya pandai menuntut hak tapi tak pandai menunaikan kewajiban. Maka jadilah akhirnya hak itu tak pernah ia dapatkan. Karena tak logis seseorang mendapatkan hak padahal kewajiban tak ditunaikan. Orang yang sukses adalah orang mau dengan baik melaksanakan kewajiban, baru setelah mendapatkan hak.

Puasa benar-benar menyadarkan kita semua akan adanya hukum hak dan kewajiban ini. Kita menjalankan puasa, lalu kita dapatkan hak untuk berbuka. Kita lakukan perintah-perintah Allah dan kita tinggalkan larangan-larangan-Nya selama kita berpuasa, dan kita diberikan hak untuk dikabulkannya doa. Allah berfirman:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah: 186).

Inilah jalan yang lurus, benar dan logis. Memenuhi panggilan Allah, beriman kepada-Nya lalu silahkan untuk minta dan berdo’a kepada-Nya. Banyak orang yang tak malu; minta masuk surga tapi shalat tak mau. Banyak minta dan berdoa kepada Allah, tapi saat dipanggil Allah tidak datang. Saat senang lupa kepada Allah, tapi saat susah baru ingat dan berdoa kepada Allah. Nabi bersabda:

تَعرَّفْ إِلَى اللهِ في الرَّخَاءِ يَعْرِفكَ في الشِّدَّةِ

“Ingatlah kepada Allah saat senang niscaya Allah ingat kepadamu saat susah.” (Hr. Ahmad)

Keempat, kita sadar bahwa kebersamaan adalah indah dan penuh berkah. Puasa Ramadhan membuktikan bahwa kebersamaan (berjamaah) adalah penuh berkah dan menjadikan sesuatu yang berat menjadi sangat ringan. Bukankah berpuasa itu sebenarnya berat? Bukankan sebenarnya Shalat Tarawih itu berat? Namun karena kita lakukan berjamaah (bersama-sama) maka menjadi terasa sangat ringan dan indah sekali.

Inilah ajaran berjamaah. Kita ummat Islam ini adalah ummat yang satu. Andaikan semangat dan spirit kebersamaan ini benar-benar kita wujudkan maka kita pasti menjadi ummat yang paling baik, kuat dan hebat. Tak mungkin tertandingi. Apa yang tak bisa dilakukan ummat Islam ini andaikan bersatu padu?! Tapi sebaliknya, ketika kita tidak bersatu padu, bercerai berai, karena faktor beda suku, bahasa, oraganisasi, partai, madzhab, maka inilah musibah. Kita ummat Islam meskipun sangat besar tapi nyaris tak memiliki kekuatan apa-apa. Apa yang bisa kita lakukan saat saudara-saudara kita di Palestina dibantai oleh kaum Yahudi yang kecil itu? Kita hanya bisa kaget-kaget saja. Padahal kaum Yahudi sudah bertahun-tahun berbuat biadab seperti itu dan menguasai Masjidil Aqsha.

Puasa Ramadhan hendaknya segera menyadarkan kita semua untuk berjamaah secara benar. Yaitu berjamaah atas dasar Islam. Bukan berjamaah atas dasar organisasi, partai, suku atau bangsa. Kita boleh saja memiliki suku, bangsa, bahasa, organisai, madzhab, partai yang berbeda-beda, tapi kita semua haruslah berjamaah dan bersatu padu di bawah ikatan Islam. Bukankah saat Ramadhan kita kompak berpuasa dan beribadah, meskipun kita memiliki suku yang berbeda, bangsa yang berbeda, organisasi yang berbeda, partai yang berbeda?

Marilah kita buang fanatisme sempit yang membuat ummat Islam bercerai berai. Mari kita masuk dalam ikatan Islam yang utuh dan satu. Nabi bersabda:

وَكُونُوا عِبَادَ الله إخْوَاناً

“Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Hr. Muslim)

Keenam, kita sadar bahwa hakekat diri kita adalah jiwa bukan tubuh. Puasa menyadarkan kita bahwa tubuh ini hanyalah rangka atau rumah belaka. Hakekat manusia adalah jiwanya. Cepat atau lambat tubuh ini pasti akan kita tinggalkan. Dan kalau sudah kita tinggalkan maka tak berarti dan tak bernilai sama sekali.

Maka betapa merugi orang yang hanya sibuk mengurusi kesehatan jasmanisnya saja, sementara ruh dan jiwa tak pernah diberikan haknya. Betapa buruknya orang yang hanya sibuk makan dan minum hingga tak beduli halal dan haram, padahal jasmani ini bakal dikubur dan dijadikan santapan cacing dan binatang yang ada dalam tanah.

Puasa menyadarkan kita, bahwa jiwa inilah yang terpenting. Ruh inilah yang tetap ada dan bakal mendapatkan balasan. Nabi berasabda:

إنَّ الله لا ينْظُرُ إِلى أجْسَامِكُمْ ، ولا إِلى صُوَرِكمْ ، وَلَكن ينْظُرُ إلى قُلُوبِكمْ وأعمالكم. (رواه مسلم)

“Sesungguhnya Allah tidak melihat tubuh-tubuh kamu dan juga tidak melihat kepada rupa-rupa kamu. Tetapi Allah melihat kepada hati kamu dan amal perbuatan kamu.” (Hr. Muslim)

Ketujuh, kita sadar bahwa semua kenikmatan dunia hanyalah sementara, tanpa Agama adalah sia-sia bahkan membawa celaka. Yang kaya di dunia ini sementara. Yang sehat juga sementara. Yang cantik, sementara. Yang muda, sementara. Pejabat, sementara. Dan semua itu menjadi sia-sia, bahkan manjadi sumber mala petaka, bila tidak dilandasi dengan Agama yang baik. Betapa banyaknya yang kaya akhirnya menderita karena tak memegang teguh Agama. Betapa banyaknya pejabat tinggi yang akhirnya jatuh hina karena tidak istiqamah. Betapa banyak rumah tangga menjadi berantakan setelah ekonomi meningkat sementara iman menurun.

Inilah puasa menyadarkan kepada kita bahwa peningkatan materi duniawi yang tak diiringi dengan peningkatan keimanan dan ketaqwaan, hanyalah mempercepat penderitaan. Maka pembangunan fisik saja tanpa dilandasi dan iringi dengan ketaatan dalam beragama, maka itu tidak akan membuahkan kemakmuran, tapi justru mempercepat kehancuran. Allah berfirman:

وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Al-Isra’: 16)

Kedelapan, kita sadar bahwa kesulitan membawa kemudahan. Perjuangan membawa kemenangan. Puasa mendatangkan hari raya. Inilah kaidah penting yang harus kita camkan. Siapa saja yang ingin sukses, tidaklah mungkin tidak menghadapi kesulitan. Tak ada orang yang sukses tanpa perjuangan. Siapa yang hanya perpangku tangan, maka cukuplah udara hampa yang didapatkan. Puasa mengajarkan kita semua, tak mungkin bisa merasakan nikmatnya berbuka dan hari raya kecuali yang telah berpuasa dengan baik.

Wahai anak-anak dan para pemuda. Yang yatim dan yang papa. Yang sedang sakit dan yang lemah. Jangan anggap kesulitan itu rintangan. Sesungguhnya kesulitan adalah tangga manis untuk mengantarkan kesuksesan. Allah berfirman:

“Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Al-Insyrah: 5-8)

Kesembilan, kita sadar bahwa dalam hidup ini hendaknya saling cinta mencintai. Puasa telah mengajarkan kita empati dan berbagi terhadap sesama. Kita berpuasa tapi ada makanan untuk berbuka. Kita berpuasa tapi hanya dalam hitungan beberapa jam saja. Ada di antara kita yang berpuasa tapi tak ada makanan untuk berbuka dan tanpa batas waktu karena memang tak ada. Itulah maka semuanya kita di akhir Ramadhan diwajibkan menuanaikan zakat fitrah, untuk kaum fakir dan miskin.

Jadi puasa mengajarkan kita semua untuk saling berbagi dan cintai mencintai. Nabi bersabda:

لاَ تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤمِنُوا ، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا ،. (رواه مسلم)

“Tidaklah kamu masuk Surga sehingga kamu beriman kepada Allah, dan tidaklah kamu beriman sehingga kamu saling cinta mencintai.” (Hr. Muslim)

Kesepuluh, kita sadar bahwa Allah sangat mencintai kita semua. Kepadahamba-hamba-Nya yang beriman ini. Ummat Nabi Muhammad Saw..

Allah menganugerahkan Ramadhan yang penuh berkah. Allah telah membuka pintu-pintu Surga. Allah telah menutup semua pintu neraka. Syetan pun dibelenggu. Pahala dilipatkan gandakan dengan melimpah ruah. Lailatul qadar yang lebih baik daripada seribu bulan telah dianugerahkan. Inilah kecintaan Allah kepada kita ummat Nabi Muhammad yang beriman.

Tinggal apakah kecintaan Allah ini kita balas dengan ketaatan atau kedurhakaan. Betapa buruknya bila kecintaan ini kita balas dengan kemaksiatan. Betapa buruknya bila panggilan-Nya yang penuh dengan kecintaan ini kita sambut dengan pura-pura tidak mendengar. Betapa buruknya, bila hari haya yang penuh berkah (bergemuruh takbir, tahlil dan tahmid ini) lalu kita susul dengan pesta dosa. Betapa buruknya, bila kita kumpul bersuka cita sekarang di sini shalat idul fitri, tapi besok pagi tak lagi kita tak mampu melangkahkan kaki ke masjid untuk shalat subuh dan shalat-shalat lainya. Betapa buruknya, bila di bulan Ramadhan masjid ramai, tapi setelah itu kembali sepi dan sunyi. Ya Allah ampuni kami.. ya Allah kami mohon cinta-Mu…

Allahu akbar 3x walillahilhamd..

Ya Allah, betapa indah Ramadhan yang Engkau anugerahkan kepada kami. Telah membuat kami semua memiliki kesadaran yang penuh. Sehingga dengan Ramadhan kami merasakan ketentraman, kenikmatan dan kebahagian. Ibadah mudah kami lakukan. Masjid-masjid penuh dengan para jama’ah yang shalat, berdzikir dan membaca Al-Qur’an. Tapi kini, Ramadhan yang penuh berkah itu telah pergi.

Ma’asiral Muslimin rahimakumullah.. Betapa cepat Ramadhan berlalu. Betapa indah kenangan yang ditinggalkannya. Rasanya baru kemarin datang, tapi kini telah meninggalkan kita semua. Dan, tak mungkin kita minta kembali lagi. Memang Ramadjhan pasti akan datang lagi di tahun depan. Tapi, apakah kita masih hidup? Wallahu a’lam. Ajal bisa kapan saja datang. Tak pandang yang tua maupun yang mudah. Yang sakit maupun yang sehat. Yang miskin atau yang yang kaya. Yang susah maupun yang sedang pesta. Tak ada yang bisa lari dan tak ada yang bisa sembunyi dari kematian ini. Allah berfirman:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh..’ (An-Nisa’: 78)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18)

Allahu akbar 3x wa lillahil hamd. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah..

Mari kita bershalawat buat Nabi Muhammad. Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga beliau, sahabat beliau dan ummat beliau yang setia hingga akhir zaman.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَناَ وَلِوَالِدِيْناَ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمينَ وَالْمُسْلِماتِ اَلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua, guru-guru kami, dan saudara-saudara kami, kaum Muslimin semua, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Ya Allah, hanya kepada-Mu, kami mengabdi. Hanya kepada-Mu, kami shalat dan sujud. Hanya kepada-Mu, kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih sayang-Mu. Kami takut adzab-Mu, karena adzab-Mu sangat pedih.

Ya Allah, jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah, jagalah kami dengan Islam dalam keadaan duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur. Jagalah kami dengan Islam saat kami sehat maupun saat kami sakit. Jangan cabut nyawa kecuali kami dalam kondisi beragama Islam dan husnul khatimah.

Ya Allah, Engkau yang menyelamatkan nabi Nuh dari taufan badai dan banjir yang menenggelamkan dunia, Engkau yang menyelamatkan nabi Ibrahim dari kobaran api menyala, Engkau yang menyelamatkan Isa dari salib kaum durjana, Engkau yang menyelamatkan Yunus dari gelapnya perut ikan, Engkau yang menyelamatkan Nabi Muhammad dari makar kafir Quraisy, Yahudi pendusta, munafik pengkhianat, pasukan Ahzab angkara murka. Ya Allah, hancurkanlah orang-orang yang tak suka dengan Agama-Mu, yang menghina Kitab-Mu, Yang mempermainkan Syari’at-Mu.

Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang sedang berjuang di Palestina. Selamatkan mereka, kaum wanita dan anak-anak mereka. Ya, Allah hancurkan pasukan Yahudi Zionis yang telah berbuat kerusakan di sana dan bangsa-bangsa lainya yang telah menyokong dan membantu mereka. Ya, Allah amankan dan selamatkan Masjidil Aqsha.

Ya Allah persatukanlah kami kaum Muslimin, untuk mengamalkan dan menegakkan Agama-Mu. Dan, karuniakanlah kepada kamu keberkahan dari langit dan bumi. Jangan biarkan kami bercerai-berai.

Laa ilaaha illa anta subhanaka innaa kunnaa minadhdhaalimiin…3X

Ya Allah, yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa. Ya Allah, lindungi kami, masyarakat kami, dan anak-anak kami dari berbuat dosa dan godaan Syetan. Jangan segera Engkau lenyapkan hari yang suci ini. Berikanlah waktu kepada kami. Kami masih ingin bertemu dengan bulan Ramadhan lagi. Kami masih ingin shalat ‘Idul Fitrikembali. Ya Allah, jangan biarkan orang-orang yang sengaja merusak kesucian ‘Idul Fitri dengan pesta dosa dan kemaksiatan. Yang membuat masyarakat kami rusak dan anak-anak kami hancur. Ya Allah, jauhkan mereka dari kami.

Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang sedang dilanda kesedihan, dan musibah, para janda, anak-anak yatim, kaum lemah, dan para fakir-miskin. Sembuhkan yang sakit. Tolong dan lindungi mereka yang ditimpah musibah. Anugerahkan kebahagiaan kepada mereka. Siramilah mereka dengan rizki yang melimpah dari sisi- Mu yang penuh berkah. Kami lemah tak begitu berdaya membantu dan meyantuni mereka. Ampuni kami, ya Allah.

Ya Allah, kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu, pertemukanlah di jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah di jalan dakwah-Mu, dan ikatlah di atas janji setia demi membela syari’at-Mu. Ya Allah, padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai hamba-hamba-Mu yang beriman dan bertaqwa.

Ya Allah, lepaskanlah dan jauhkanlah dari kami penguasa-penguasa zhalim, fasik, dan kafir. Anugerahkan kepada kami pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur dan amanah, yang menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, menerapkan Syariat-Mu, dan membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhai.

Ya Allah, selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri kami, dan umat kami dari badai krisis, fitnah, bencana, dan dosa yang membinasakan.

Ya Allah, janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk dan tetapkankan hati kami di atas agama-Mu.

Ya Allah, jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari pertemuan kami dengan-Mu, jadikanlah amal terbaik kami sebagai pamungkasnya, dan jadikan usia terbaik kami sebagai akhir ajal kami. Ya Allah, limpahkanlah rahmat, ampunan, dan hidayah-Mu kepada kami semuanya. Aamiin..aamiin ya Rabbal ‘alamin..

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ,

وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين,

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ  وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ

وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Oleh : Muhammad Syamlan 

BERSYUKUR DI HARI RAYA IDUL FITRI

BERSYUKUR DI HARI RAYA IDUL FITRI

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي شَرَعَ لِعِبَادِهِ عِيْدًا يَذْكُرُوْنَهُ فِيْهِ، وَيَشْكُرُوْنَهُ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ يَسْتَوِي عِنْدَهُ مَا فِيْ سِرِّ الْعَبْدِ وَإِعْلاَنِهِ، وََأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَرْسَلَهُ اللهُ بِالْحَقِّ وَتِبْيَانِهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ، أَمَّا بَعْدُ:

 

Segala puji bagi Allah swt yang memiliki nama-nama yang husna dan sifat-sifat yang sempurna. Puji dan syukur kita panjatkan kepada-Nya atas kemudahan agama yang telah dikaruniakan kepada hamba-hamba-Nya. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada yang berhak untuk diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah swt semata, dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad n adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya dan seluruh kaum muslimin yang mengikuti jalannya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

 

Marilah kita senantiasa bertakwa dan bersyukur kepada Allah swt. Karena, dengan sebab pertolongan-Nya kita semua bisa menjumpai seluruh hari di bulan puasa. Mudah-mudahan amal ibadah yang telah kita kerjakan di bulan yang penuh keutamaan tersebut diterima oleh Allah swt. Dan mudah-mudahan seluruh kesalahan serta kekurangan yang kita lakukan di bulan yang mulia tersebut diampuni oleh-Nya.

 

Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah,

Hari ini adalah hari yang penuh kebahagiaan bagi kaum mukminin. Betapa tidak. Kaum mukminin telah melewati bulan yang Allah swt istimewakan. Kita juga telah dimudahkan oleh-Nya dalam mengisi hari-hari di bulan tersebut dengan berbagai bentuk ketaatan yang disyariatkan oleh-Nya. Kaum mukminin telah diberi taufiq oleh Allah l untuk meraih berbagai keutamaan yang telah Allah swt curahkan di bulan tersebut. Karena itulah, kaum mukminin pada hari ini berbahagia dan bersyukur kepada Allah swt. Bukan berbahagia karena semata-mata baju baru yang dipakainya. Bukan berbahagia karena beraneka ragam makanan dan minuman yang ada di hadapannya. Kaum mukminin bukanlah orang-orang yang berbangga karena dunia yang telah diperolehnya. Akan tetapi mereka bangga dan bahagia karena pertolongan Allah swt yang dikaruniakan kepadanya, sehingga bisa menjalankan berbagai amal ketaatan selama hari-hari yang dilaluinya di bulan Ramadhan. Allah swt berfirman :

“Katakanlah: ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan’.” (Yunus: 58)

Hadirin rahimakumullah,

 

Hari ini adalah hari untuk bersyukur kepada Allah swt dan berdzikir kepada-Nya. Sekaligus hari ini adalah hari untuk makan dan minum. Kaum muslimin dilarang berpuasa pada hari yang penuh kegembiraan ini. Berpuasa pada hari ini berarti telah menyelisihi syariat Allah swt. Adapun bagi kaum muslimin yang hendak berpuasa 6 hari di bulan Syawwal, maka baru bisa dilakukan setelah masuk pada hari yang kedua dan seterusnya. Rasulullah n bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang telah berpuasa Ramadhan dan kemudian dia mengikutkannya dengan puasa enam hari dari bulan Syawal, maka dia seperti orang yang berpuasa selama satu tahun.” (HR. Muslim)

 

Kaum muslimin rahimakumullah,

Perlu diketahui, hari raya bukanlah hari untuk berfoya-foya dengan menghambur-hamburkan harta yang tidak pada tempatnya. Bukan pula sebagai hari untuk menikmati hiburan-hiburan yang dipenuhi dengan pelanggaran-pelanggaran terhadap syariat. Berhari raya bagi kaum muslimin bukanlah saat untuk berhura-hura dengan membanggakan dunia dan menyombongkan diri, sebagaimana yang dilalukan oleh orang-orang kafir dalam mengisi hari raya mereka. Hari raya kaum muslimin adalah saat untuk berbahagia dan bersyukur kepada Allah swt dengan menjalankan berbagai ketaatan.

 

Di antaranya, kaum muslimin mengeluarkan zakat fitrah pada hari ini sebelum menjalankan shalat ‘Ied, meskipun boleh juga untuk mengeluarkannya dua atau tiga hari sebelumnya. Selanjutnya, pada hari ini pula kaum muslimin keluar dari rumahnya masing-masing sembari bertakbir menuju ke tanah lapang untuk mengerjakan shalat ied, setelah sebelumnya disunnahkan bagi mereka untuk mandi, memakai wewangian serta pakaian yang bagus dan makan sebelum mendatangi shalat. Shalat ‘Ied ini lebih utama dilakukan di tanah lapang, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah n. Kemudian disunnahkan pula bagi kaum muslimin ketika pulang menuju ke rumah setelah selasai dari shalat ied untuk melalui jalan lain (yang berbeda), bukan jalan yang dilaluinya saat berangkat menuju tanah lapang.

 

Kaum muslimin yang semoga dirahmati Allah swt,

Di antara kebiasaan yang dilakukan oleh kaum muslimin adalah saling berjabat tangan dan mengucapkan doa serta ucapan selamat hari raya. Kebiasaan tersebut, sebagaimana diterangkan oleh sebagian ulama adalah kebiasaan yang tidak bertentangan dengan syariat. Kebiasaan ini justru bisa menumbuhkan rasa saling mencintai dan menghilangkan rasa permusuhan di antara kaum muslimin. Oleh karena itu, kebiasaan tersebut boleh dilakukan. Hanya saja, tidak boleh bagi laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya untuk saling berjabat tangan. Adapun kebiasaan mengkhususkan hari raya untuk melakukan ziarah ke kubur, maka hal ini tidaklah ada dasarnya baik di dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah yang shahih. Oleh karena itu, tidak boleh bagi kaum muslimin untuk mengkhususkan hari ini sebagai saat untuk berziarah kubur.

 

Hadirin rahimakumullah,

Pada hari raya ini, marilah kita merenungkan, betapa banyak saudara-saudara kita kaum muslimin yang pada tahun-tahun yang lalu ikut shalat ied dan ikut menikmati hari raya bersama kita. Namun saat ini mereka tidak berada lagi di muka bumi ini. Mereka telah berpindah dari tempat beramal di kehidupan dunia yang sesaat ini, menuju ke tempat pembalasan amalan di kehidupan yang abadi di akhirat. Mereka meninggalkan keluarga, rumah, dan harta mereka. Tidak ada yang mereka bawa untuk kehidupan akhiratnya kecuali amalan-amalan yang telah dikerjakan saat di dunia. Harta, anak, jabatan, dan lain-lainnya tidak bisa menghalangi datangnya kematian. Maka janganlah seseorang tertipu dengan gemerlapnya dunia. Pakaian yang indah, kendaraan yang mewah, dan perhiasan dunia yang lainnya tidaklah menjadi jaminan bahwa dirinya akan menjadi orang yang berbahagia. Semua itu, kalaulah tidak menjadikan dirinya menjadi orang yang bertakwa kepada Allah l, maka tidaklah berguna. Karena, sebaik-baik yang kita pakai adalah pakaian takwa. Allah swt berfirman:

“Wahai anak Adam (yaitu umat manusia), sungguh Kami telah menurunkan kepada kalian pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Namun pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, agar mereka selalu ingat.” (Al-A’raf: 26)

 

Hadirin rahimakumullah,

Oleh karena itu, setiap muslim semestinya senantiasa mengingat bahwa harta, keluarga, dan seluruh perhiasan dunia yang sekarang bersamanya pasti akan berpisah dengannya. Setiap orang juga harus mengingat bahwa tubuhnya akan ditimbun dan dikubur dalam tanah serta akan dimakan oleh binatang-binatang yang ada di dalamnya. Maka, akankah seorang muslim menjadikan hari rayanya untuk berhura-hura serta membuang-buang harta untuk acara-acara yang bercampur dengan maksiat?

 

Sungguh, seandainya seseorang tahu bahwa ibadah yang dia lakukan di bulan Ramadhan diterima oleh Allah l, maka semestinya dia bersyukur dan bukan berhura-hura. Karena berhura-hura adalah akhlak orang-orang kafir dalam merayakan hari rayanya. Adapun kalau dirinya tahu bahwa amalannya tidak diterima, maka bagaimana dirinya sanggup untuk berhura-hura pada hari ini?

 

Kaum muslimin yang semoga dirahmati Allah swt,

Ketahuilah, bahwa kita telah dikaruniai nikmat yang paling besar, yaitu nikmat Islam. Nikmat yang tidak tertandingi oleh seluruh nikmat-nikmat Allah swt lainnya yang besar. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mensyukuri nikmat yang paling besar ini. Yaitu dengan senantiasa mempelajari agama Islam melalui ahlinya agar kita menjadi orang-orang yang paham terhadap ajaran Islam dan bisa menjalankan agama dengan benar. Karena sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Nabi n, bahwa pahamnya seseorang terhadap agamanya menunjukkan bahwa Allah swt menginginkan kebaikan untuk dirinya.

 

Hadirin rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwa Islam bukanlah sekadar sebuah pengakuan semata tanpa ada pengamalan terhadap ajaran-ajaran yang ada di dalamnya. Namun Islam adalah agama yang mewajibkan pemeluknya untuk beribadah kepada Al-Khaliq, yaitu Allah l sebagai Sang Pencipta. Islam juga mewajibkan pemeluknya berbuat baik kepada makhluk yang diciptakan-Nya. Persaksian seorang muslim terhadap kalimat La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah mengandung konsekuensi yang mengharuskan orang yang mengucapkannya untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah l tanpa ada syirik sedikitpun, serta beribadah hanya dengan syariat yang dibawa Rasulullah n tanpa mengada-adakan ibadah baru atau bid’ah yang tidak pernah disyariatkan oleh Allah swt.

 

Oleh karena itu, seorang muslim harus menjadi orang yang bertauhid, yaitu orang yang beribadah hanya kepada Allah swt dan meninggalkan seluruh perbuatan syirik. Karena dengan tauhid inilah, amalan ketaatan yang lainnya akan bernilai ibadah. Adapun tanpa tauhid, maka ibadah sebesar dan sebanyak apapun tidak akan bernilai di sisi Allah swt. Sebagaimana dalam firman-Nya:

“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88)

Sebanyak dan sebesar apapun ibadah yang dilakukan oleh seseorang –meskipun dikerjakan dengan ikhlas– tidak akan diterima oleh Allah l, bila amalan tersebut tidak sesuai dengan syariat yang dibawa oleh Rasul-Nya n. Hal ini sebagaimana dalam sabda beliau n:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada syariatnya dari kami, maka amalan tersebut ditolak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

 

Kaum muslimin rahimakumullah,

Disamping itu, seorang muslim juga harus menundukkan jiwanya untuk menjalankan ketaatan kepada Allah swt. Di antaranya adalah kewajiban yang paling besar setelah menjalankan dua kalimat syahadat yaitu kewajiban shalat lima waktu serta menjalankan rukun Islam yang lainnya. Begitupula, dia pun menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya, seperti bertaubat, menunaikan amanah, jujur, dan kewajiban lainnya serta menjauhi larangan-larangan Allah swt seperti berkhianat, berdusta, ghibah, namimah, memakai pakaian yang menampakkan aurat, dan kemaksiatan lainnya.

 

Hadirin rahimakumullah,

Disamping menjalankan kewajibannya kepada Allah swt, agama Islam juga memerintahkan kepada pemeluknya untuk berbuat baik kepada orang lain. Islam memerintahkan pemeluknya untuk senantiasa berbuat baik kepada orangtuanya, kerabatnya, tetangganya, fakir miskin, anak yatim, dan yang lainnya. Oleh karena itu, ketika seorang muslim berbicara dengan orangtuanya, dia akan berkata dengan kata-kata yang baik dan tidak menyakitkan keduanya. Begitupula, dia membantu kebutuhan-kebutuhan mereka dan tidak menyombongkan diri di hadapan kedua orangtuanya.

Seorang muslim juga sosok yang menyambung hubungan dengan kerabatnya atau yang diistilahkan dengan silaturahim. Dia juga orang yang berbuat baik dan tidak menyakiti tetangganya. Selanjutnya, agama Islam juga memerintahkan kepada para suami untuk berbuat baik kepada istrinya, sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah swt:

“Dan bergaullah (kalian wahai suami) dengan mereka (para istri) dengan cara yang baik.” (An-Nisa: 19)

 

Sebaliknya, seorang istri juga diperintahkan untuk menaati dan berkhidmat kepada suaminya, dengan cara membantu keperluan-keperluan suaminya. Karena dia tahu bahwa Allah swt telah menetapkan suaminya sebagai pemimpin bagi dirinya. Allah swt berfirman:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.” (An-Nisa: 34)

 

Hadirin rahimakumullah,

Agama Islam juga melarang pemeluknya untuk menyakiti harta, jiwa, dan kehormatan saudaranya. Allah l menyebutkan di dalam firman-Nya:

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58)

 

Bahkan meskipun kaum muslimin membenci orang-orang kafir karena orang-orang kafir adalah orang-orang yang dibenci oleh Allah swt, mereka tidaklah diperbolehkan untuk berbuat zalim kepada orang-orang kafir. Sehingga apa yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin saat-saat ini, dengan melakukan aksi bom bunuh diri di beberapa tempat, meskipun dengan alasan berjihad melawan orang kafir, adalah perbuatan yang sangat bertentangan dengan syariat Islam. Karena perbuatan tersebut pada dasarnya adalah perbuatan bunuh diri yang merupakan salah satu dosa yang sangat besar. Sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi n:

وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ فِي الدُّنْيَا عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu di dunia, maka dia akan disiksa dengan sesuatu (yang digunakan untuk membunuh dirinya di dunia tersebut) pada hari kiamat.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

 

Disamping itu, aksi bom bunuh diri tersebut juga melanggar syariat Allah swt, yang melarang hamba-Nya untuk membunuh jiwa yang diharamkan-Nya. Di antara jiwa yang diharamkan untuk dibunuh, selain jiwa kaum muslimin, adalah jiwa orang-orang kafir yang telah mendapat jaminan keamanan atau melakukan perjanjian untuk tidak diperangi. Apalagi pada kenyataannya, di antara korban yang meninggal akibat pengeboman-pengeboman tersebut sebagiannya adalah kaum muslimin. Maka sangat jelas bahwa perbuatan tersebut adalah dosa besar dan sangat jauh dari amalan jihad yang disyariatkan dalam Islam. Allah swt berfirman:

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” (Al-An’am: 151)

Rasulullah n bersabda:

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا فِيْ غَيْرِ كُنْهِهِ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

“Barangsiapa yang membunuh orang kafir yang terikat perjanjian (dengan kaum muslimin) sebelum waktunya, maka Allah swt haramkan baginya surga.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)

 

Hadirin rahimakumullah,

Akhirnya, marilah kita senantiasa menjaga diri-diri kita dari kemarahan Allah swt, dengan berhati-hati dalam memahami dan mengamalkan agama kita. Jalannya tidak lain adalah dengan kembali kepada para ulama, sehingga kita bisa memahami agama Islam sebagaimana yang dipahami oleh manusia-manusia terbaik yang telah mempelajari agama ini secara langsung dari Rasulullah n, yaitu para sahabat Nabi g.

 

Kita memohon kepada Allah swt agar memberikan hidayah-Nya kepada kita semuanya, juga kepada para pemimpin bangsa kita untuk berjalan di atas syariat-Nya. Kita memohon kepada Allah swt agar menjadikan negeri kita dan negeri seluruh kaum muslimin menjadi negeri yang aman dan tenteram serta diberi rahmat oleh-Nya. Sesungguhnya Allah swt adalah Rabb Yang Maha mengabulkan doa.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ ربِّ الْعَالَمِينَ. 

 

Al-Ustadz Saifudin Zuhri, Lc.