Suhefriandi
( Pesantren Terpadu Serambi Mekkah )
Dari manakah ide awal go-jek, Grab bike yang saat ini sedang booming diperbincangkan?
Anak anak muda yang sangat luar biasa, mampu merancang sebuah sistem manajemen yang hebat, mampu membuat sebuah sistem dengan armada transfortasi terbanyak nomor 1 di Indonesia, tetapi belum termanajemen dengan baik, lalu sebuah ide yang tidak pernah terfikirkan sebelumnya oleh banyak orang, akan tetapi lahir ide baru dari anak anak muda yang kreatif.. mereka mampu membuat sebuah sistem bisnis dengan armada transfortasi yang sudah tersedia sebelumnya.. mereka hanya membuat sistem, mereka tidak membeli jutaan unit motor.. mereka hanya membuat sistem... " Difficult but Possible "..
Let's study it..
Ojek sebagai salah satu moda transportasi yang sudah sangat lama keberadaanya merupakan pilihan transportasi yang banyak digunakan untuk menembus kepadatan dan kemacetan lalu lintas terutama di kota-kota yang lalu lintasnya padat seperti Jakarta.
IDE AWAL BERDIRINYA GO-JEK
Bayangkan saja saat jam-jam padat kendaraan tapi ada pekerjaan atau keperluan yang harus dilakukan sehingga mau tidak mau harus keluar rumah/kantor padahal waktu sudah mepet. Macet dan ribet untuk sampai lokasi tujuan saat jam-jam padat tersebut tentu akan repot jika naik angkutan umum sejenis mobil/bus. Solusinya adalah ojek. Apakah ini ide awal gojek ? Sudah tahu jenis-jenis layanan gojek?
"Bang", "Anterin kesini yak", "Berapa"? "Bisa kurang ngga"? "Berapa jadinya?" "Ok-lah".
Dialog-dialog seperti diatas biasa tejadi ketika kita mau naik ojek. Tawar menawar harga sudah biasa dan itu sah-sah saja saat mau naik ojek. Kalo udah deal, jalan dehh wuzzz !!!
Namun yang menjadi kendala adalah tidak jarang terjadinya perbedaan taksiran harga yang pantas untuk suatu tujuan tertentu dari sisi pengojek atapun penumpang. Pengojek memberi harga sekian tapi bagi penumpang harga tersebut dirasa terlalu mahal, jadi deh lama tawar-menawar harga. Apakah tawar menawar ini juga sebagai ide awal gojek?
Ide Awal Go- jek
Berikut adalah gambaran ide awal gojek yang dituturkan langsung oleh founder-nya dalam salah satu acara talkshow di salah satu TV swasta.
Sebelum memutuskan untuk benar-benar fokus ke gojek, Nadiem Makarim yang pernah bekerja di Zalora sebagai Co-Founder & Managing Editor Zalora Indonesia dan juga sebagai Chief Innovation Officer Kartuku juga sering menggunakan jasa ojek untuk ke kantor. Macet dan padatnya ibukota Jakarta menjadikan ojek sebagai pilihan terbaik. Baca juga siapa Nadiem Makarim
ide awal gojek go-jek
Rutinitas kerja yang sering menuntut untuk melakukan meeting/pekerjaan yang sifatnya berpindah-pindah tempat dalam jadwal waktu yang ketat mengharuskan nya untuk dapat bergerak cepat menyesuaikan jadwal kerja yang ada. Karena tuntutan kerja dengan mobilitas tinggi maka ia memerlukan transportasi yang cepat dan ini sangat sulit dipenuhi jika menggunakan mobil, maka ojeklah pilihan yang tepat baginya.
Ojek sangat efisien dan fleksibel dalam menembus kemacetan Jakarta. Rutinitas dalam menggunakan jasa ojek ini menjadikannya akrab dengan dunia per-ojek-an serta obrolan-obrolan ringan keseharin tukang ojek.
Dari obrolan-obrolan ringan tersebut ia mengetahui bahwa ternyata sebagian besar tukang ojek menghabiskan waktunya untuk mangkal di pangkalan sambil menunggu penumpang. Biasanya di tempat mangkal mereka menerapkan sistem antrian antara sesama tukang ojek. Beruntung kalau pas giliran pas dapat ramai dan dapat penumpang sebab tidak jarang pula saat kondisi sepi penumpang. Lamanya waktu yang dihabiskan ojek untuk menunggu penumpang sering tidak sebanding dengan jumlah yang diperoleh hari itu, sudah mangkal berjam-jam bahkan sampai seharian namun hanya dapat 3 atau mungkin 4 penumpang bahkan bisa kurang.
Minimnya order yang diambil ojek ini akhirnya memicu ojek untuk menawarkan harga yang kadang dirasa memberatkan oleh penumpang, sehingga tidak jarang terjadi tawar menawar harga yang alot. Kondisi inilah yang sering membuat penumpang tidak nyaman.
Dari fenomena tersebut dapat dilihat kedua pihak yaitu pengojek dan penumpang sama-sama merugi, pengojek semakin sedikit order dan bagi penumpang merasa dirugikan dengan harga yang kadang berat baginya sehingga harus berlama-lama menawar.
Selain itu keberadaan ojek yang dibutuhkan penumpang juga tidak selalu ada saat diperlukan. Misal saat jam pulang kantor/kerja dimana banyak permintaan tapi ojek yang ada sangat terbatas dan tidak mencukupi, sebaliknya saat tidak perlu ojek justru sering terlihat para pengojek yang sedang mangkal.
Berangkat dari kondisi-kondisi itu akhirnya tercetuslah ide agar orang dapat memesan ojek melalui ponsel dengan mudah tanpa harus jalan ke pangkalan ojek. Apalagi tidak semua orang yang ingin naik ojek dekat dengan pangkalan ojek, sehingga untuk naik ojek harus berjalan mencari pangkalan ojek terdekat.
Seperti umumnya sebuah usaha maka diawal-awal gojek diluncurkan pada 2011, Go-Jek juga mengalami kendala yaitu dalam perekrutan ojek yang mau diajak bergabung, maklum pada tahun tersebut gojek masih mengandalkan SMS dan telepon untuk melakukan order. Hal ini berbeda dengan kondisi sekarang, setelah gojek meluncurkan aplikasi Go-Jek Android/iOS maka ribuan orang dengan mengunduh aplikasi tersebut untuk bergabung dalam gojek baik sebagai driver atau sebagai pelanggan.
Dari tulisan diatas ternyata ide awal gojek berangkat dari hal-hal yang sebenarnya sering kita rasakan juga khususnya bagi mereka-mereka yang tinggal atau bekerja di kota besar yang penuh kemacetan seperti Jakarta yaitu kebutuhan akan transportasi yang efektif dan efisien untuk mobilitas yang tinggi di tengah padatnya lalu lintas dengan tetap menjaga rasa nyaman dan aman bagi penggunanya.
Kadang kadang kita sering lupa, mengabaikan ide ide kecil dan sederhana dalam fikiran kita, kita anggap ini adalah sebuah ide yang mustahil kita realisasikan, sebuah ide yang sulit dan tidak mungkin akan berkembang, tapi yakinlah.. Allah menunjukan pada kita jalan yang baik yang harus kita lakukan, tetapi kita sering tidak " Ngeh " dalam menangkap maksud setiap perjalanan hidup kita...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar