Sabtu, 27 Februari 2016

KITAB FIQIH SUNNAH DARI AYAH

Suhefriandi

Resonansi Jiwa "Kitab Fiqih Sunnah Dari Ayah

        Di pagi yang cerah itu, Abdullah diantar oleh ayahnya masuk ke Pondok Pesantren Terpadu Serambi Mekkah. Pagi itu merupakan hari yang sangat bersejarah bagi ayah Abdullah , karena dia bisa mewujudkan keinginannya yang sangat kuat dan juga keinginan mendiang istrinya untuk menyekolahkan anak mereka di pondok pesantren, belajar ilmu agama islam.

       Ratusan santri baru tampak sangat gembira. Sambil diantar orang tua masing-masing mereka menuju ke asrama yang telah ditentukan oleh pengurus asrama. Namun di pagi hari yang cerah itu Abdullah tampak murung dan tidak bersemangat. Hatinya penuh dengan gejolak, Bagi Abdullah hari itu merupakan hari yang sial dalam hidupnya, karena ayahnya menyekolahkannya ke pesantren, yang berarti hidup seperti di dalam penjara, hidup dengan berbagai macam bentuk aturan.

        Ayah Abdullah menangkap kegelisahan itu di wajah anaknya, dia tahu bahwa anaknya tidak mau masuk pesantren. Namun ayah Abdullah tetap menaruh harapan. Ayah Abdullah terus berusaha untuk membesarkan hati anaknya.

        Sambil memegang pundak anaknya, ayah Abdullah berkata. Abdullah, kamu belajar yang rajin ya nak, ayah harap kamu bisa betah belajar di pondok ini, belajar ilmu agama yang nanti bisa menjadi bekal hidupmu. Ayah yakin kamu tidak akan mengecewakan ayah, ayo nak tetap semangat.

        Sekali lagi ayah Abdullah melihat wajah anaknya, Abdullah masih tampak murung. Dengan tersenyum, ayah Abdullah berkata, “Oh iya Abdullah , kemaren waktu ayah pulang kerja ayah menyempatkan diri untuk mampir ke toko buku. Di sana ayah melihat kitab berbahasa arab ini, kata penjaga tokonya, buku ini judulnya fiqih sunnah. Walaupun ayah tidak bisa membacanya, Ayah berharap, suatu saat nanti Abdullah bisa membacakannya untuk ayah. Ini Abdullah  , ambillah nak.”

        Abdullah masih tampak murung, kali ini dengan nada marah Abdullah berkata, “Ayah, Abdullah tidak mau sekolah di pesantren ayah, pokoknya Abdullah tidak mau sekolah di pondok pesantren.” Abdullah melepaskan semua emosinya yang terpendam. Abdullah pun menolak pemberian ayahnya.

        "Ya sudah, kalau Abdullah tidak mau menerima pemberian ayah, biarlah ayah bawa pulang saja dulu kitab ini." Jawab ayah Abdullah sambil membesarkan hati.

         Ayah Abdullah tidak menghiraukan permintaan anaknya. Dengan hati sedih, ayah Abdullah memasukkan kitab fiqih sunnah itu kedalam tas jinjing yang dibawanya. Abdullah masih tetap menampakkan muka murung. Sambil besungut-sungut Abdullah dibawa oleh Ayahnya menghadap bapak pimpinan pondok. Ayah Abdullah menitipkan anaknya kepada bapak pimpinan pondok agar Abdullah diperhatikan dan dididik ilmu agama.

        Tak lama setelah itu, ayah Abdullah pamitan pulang kepada pimpinan pondok. Masih terlihat olehnya dari kejauhan wajah Abdullah  yang murung. Namun dengan mengikhlaskan hati kepada Allah, ayah Abdullah mengucapkan -bismillah lalu melangkah menuju gerbang untuk meninggalkan pondok pesantren.

         Selang beberapa lama terdengar hentakan keras. Beberapa orang melaporkan bahwa ayah Abdullah tertabrak mobil yang dikendarai oleh supir ugal-ugalan di jalan raya di depan pesantren. Tubuh ayah Abdullah terlempar beberapa meter. Dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan secepatnya.

         Selama perjalanan menuju rumah sakit, ayah Abdullah sempat berbicara begitu lirih. " Abdullah.. Ayah senang kamu masuk pesantren nak, ….. Ayah dan Ibu sayang dengan Abdullah ." Darah segar terus keluar dari mulut ayah Abdullah, hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesampainya di rumah sakit terdekat.

         Kejadian hari itu begitu mengguncang hati nurani Abdullah, tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi permintaan ayahnya. Kini yang ada hanyalah sebuah penyesalan. Permintaan ayahnya yang sangat sederhana pun tidak dia penuhi. Masih segar terbayang dalam ingatan Abdullah, tangan ayahnya yang mengulurkan hadiah berupa kitab berbasa Arab gundul. Kini uluran tangan ayahnya itu terasa sangat berarti sekali.

         Sore itu setelah tiga tahun berlalu, Abdullah berhasil meraih wisudawan terbaik. Namanya dipanggil nomor satu. Hatinya merasa senang, namun masih meninggalkan penyesalan yang begitu besar.

         Di pojok asarama itu,Abdullah berdiri sendiri. Yang tersisa hanyalah keheningan dan kesunyian hati. Nasehat seorang ayah yang bijak begitu dirindukannya. Abdullah mulai membuka kitab fiqih sunnah yang diambilnya perlahan di kumpulan buku-buku di pojok lemarinya. Bukunya sudah tidak baru lagi. Sampulnya sudah usang dan koyak. Goresan tanda tangan ayahnya yang begitu sederhana masih tertera dengan tegar di sampul dalam kitab itu, seperti sebuah kenagan indah, dari ayah yang sederhana.

        Abdullah menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan suara keras. Tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras. Ia terus membacanya dengan keras-keras. Halaman demi halaman. Dengan berlinang air mata , Abdullah berkata dengan lirih, “Ayah, dengan suara lirih Abdullah bacakan kitab ini untuk ayah."

         Selang beberapa kata hatinya pun memohon lagi. "Ayah, Abdullah mohon maaf, Abdullah sayang ayah. Seakan setiap kata dalam kitab itu begitu menggores dalam lubuk hatinya. Tak kuasa menahan sakit, Abdullah bersujud dan menangis, memohon kepada Allah untuk diberi satu kesempatan lagi untuk mencintai dan berbakti kepada ayah.

Digubah dari Resonansi Jiwa "Jessica" .
Oleh Suhefriandi

Kamis, 25 Februari 2016

BEBERAPA HAL YANG MEMBUAT ANAK BETAH DI PESANTREN

Suhefriandi

       Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi orang tua ataupun pengasuh secara umum, manakala si anak beraktifitas dengan ceria di pesantren dalam arti anak tersebut betah tinggal di pesantren karena program – program dari pesantren dapat ia lalui dengan baik. Akan tetapi menjadi sebuah permasalahan yang ternyata sering luput dari pengamatan kita, terjadi pada sebagian kecil dari mereka justru merasa begitu bebas dari kehidupan sebelumnya di rumah atau di sekolah sebelum ia masuk pesantren. Bagai burung yang di lepas dari sangkarnya, pesantren merupakan langit yang luas nan tinggi. Ia akan terbang dan berbuat sesuai yang ia inginkan. Alhasil kenakalannya akan menjadi semakin berkembang.

       Tak perlu menyalahkan pendidikan orang tua pra masuk pesantren yang terlalu mengekang atau pengawasan sang pengasuh di pesantren yang kurang maksimal. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengatasi hal tersebut setelah semuanya terjadi? Disinilah kita mulai sadar arti sebuah keseimbangan belajar dan bermain bagi anak – anak. Telah terpenuhikah kebutuhan bermain mereka? Apakah belajar mereka telah mencapai target yang diinginkan?

       Bila sudah, anak anda akan merasa betah di pesantren karena kebutuhannya akan bermain telah terpenuhi dengan catatan ia tidak melalaikan prestasinya karena setiap aktifitas belajarnya mencapai target yang diinginkan.

Bila anak anda menghadapi masalah (sakit, berantem, diejek teman, sandal hilang, prestasi belajar menurun) dipondok

- Tanggapi laporan dari anak anda dengan baik, berikan motivasi padanya untuk bisa menghadapi masalah yang ada.

- Jangan terburu nafsu, tanggapi laporan dengan jernih. Anak–anak biasanya melaporkan dari sisinya saja, terkadang untuk mencari perhatian orang tua, agar dikasihani orang tua, agar hatinya orang tua luluh dan mau menariknya dari pondok.

- Hubungi wali asrama dan konfirmasikan bagaimana keadaan anak anda.

- Minta keterangan tentang perihal anak anda, bila kurang jelas, mintalah wali asrama untuk menghubungkan anda dengan  ustadz yang berkaitan langsung dengan masalah anak anda.

- Kebanyakan masalah tidak selesai atau berkepanjangan karena orang tua apriori terlebih dahulu dengan para asatidzah anaknya. Orang tua yang menelan mentah – mentah laporan anaknya, tanpa mencek ulang, biasanya hanya malu yang didapatnya karena keadaannya berbeda dengan yang dilaporkan anaknya tersebut.

- Kalau setelah di cek ulang ternyata laporan anak anda benar tentang masalah itu, maka bermusyawarahlah dengan asatidzah terkait untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan niatan mencari jalan keluar dari masalah yang ada tanpa harus memojokkan pihak manapun. Insya Alloh ini adalah salah satu bentuk ta’awun/ tolong menolong di dalam kebaikan.

- Jangan pernah terbayang dalam benak anda, anak anda tidak pernah mendapatkan masalah. Apa lagi kalau anak anda punya tabiat yang agak berbeda dengan teman temannya. Misal :

         . Anak anda tidak bisa diam.

         . Anak anda susah diatur.

         .Anak anda suka berkelahi.

         . Anak anda tidak mau mengalah.

         . Anak anda mau menang sendiri.

        . Anak anda suka pamer.

         . Anak anda pelit.

         . Anak anda pembangkang/suka membantah.

         . Anak anda biasa hidup enak dan berkecukupan.

         . Anak anda biasa terpenuhi segala keinginannya.

          . Anak anda biasa termanjakan dengan pembantu yang biasa seenaknya disuruh.

         Permisalan diatas hanya sedikit dari awal suatu masalah. Oleh karena itu, bekali anak anda agar siap menghadapi masalah – masalah yang ada, mandirikan dia, biasakan dia dengan kesederhanaan, ajarkan dia untuk berbagi, ajarkan dia untuk menurut dengan ustadznya.

KENAPA BEBERAPA SANTRI/ SANTRIWATI TIDAK BETAH DI PONDOK PESANTREN

Beberapa alasan santri/ wati tidak betah di pondok Pesantren

Suhefriandi

      Berdasar pada pengalaman para pengasuh berikut beberapa alasan atau faktor yang sering membuat ananda tidak betah (kerasan) tinggal dipondok:

1. Adanya latar belakang santri/santriwati yang terlalu dimanja pra masuk pesantren, serta keinginan–keinginan yang tak terwujud sebagaimana di rumah. Dari sinilah santri/santriwati akan membandingkan dua suasana pesantren dan rumah mereka yang biasanya berujung santri/santriwati akan mengadukan kepada orang tua hal–hal yang menurut mereka pantas dijadikan alasan untuk pindah sekolah sekalipun hal tersebut tidak pernah terjadi pada dirinya.

2. Selanjutnya ketidakmampuan pada santri/santriwati untuk membiasakan diri dengan suasana atau hidup disiplin ala pesantren baik dari sisi pembelajaran, aktivitas keseharian maupun ibadah. 

3.Santri/santriwati susah beradaptasi dengan lingkungan pesantren baik di kelas ataupun di asrama terutama bagi santri pindahan yang biasanya di kucilkan teman–temannya dari santri lama, terlebih apabila si anak berwatak nakal hal ini berakibat :

      A. Santri/santriwati tersebut akan mencari teman yang senasib dengannya yang sama–sama dikucilkan oleh teman –teman mereka yang biasanya adalah anak yang bermasalah.

      B. Terhambatnya aktivitas belajar santri/santriwati karena gangguan teman –temannya terutama yang memiliki sifat cengeng berlebih yang berakibat kawan– kawan mereka semakin tergoda untuk menggodanya atau takut berlebih sehingga tidak berani mengadukannya ke pengasuh.

      C. Kenakalan santri/santriwati yang berlebih, sehingga banyak ustadz atau pengasuh yang galak padanya ataupun kawan–kawan yang kurang bersahabat dengannya.

      D. Kakak beradik yang tidak akur, biasanya ketidak betahan akan timbul pada si adik.

      E. Sarana bermain yang terasa kurang, membuat santri pada umumnya mudah merasa jenuh. Kegiatan yang padat memerlukan pengaturan waktu aktifitas yang sesuai. Bila tidak, dunia bermain mereka akan terasa terjajah oleh orang tua ataupun para pengasuh di pesantren.

       Padahal disaat belajar fullday School akhir–akhir ini penuh kritikan karena dikatakan berakibat kurang berkembangnya otak kanan si anak yang mengatur pergaulannya dengan orang– orang sekitar, lebih lanjut belajar siang hingga sore bahkan hingga malam kurang bagus bagi pertumbuhan mental si anak, ini bagi sebagian kalangan, entah bagi yang lain karena di satu sisi kita dituntut untuk mengembangkan kemampuan anak semaksimal mungkin. Walaupun pada kenyataannya tidak dapat dipungkiri santri/santriwati kita manakala melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi mental mereka tidak garang sebagaimana tatkala tinggal di tingkat sekolah sebelumnya. Karenanya hal – hal yang berhubungan dengan bermain yang sudah menjadi kebutuhan pokok si anakpun perlu dipenuhi dengan pengaturan waktu serta pengawasan yang cukup tentunya.


INDAHNYA SELALU BERFIKIRAN POSITIF

Suhefriandi

        Seorang manajer di sebuah restoran yang cukup ternama, yang mana sang manajer selalu bersemangat setiap hari dan memiliki hal hal positif untuk dikatakan setiap saat nya, sang manajer diimata karyawannya merupakan seorang pimpinan yang memiliki kemampuan sebagai motivator alami, apabila disaat  karyawannya sedang mengalami hari hari yang buruk, sang manajer selalu ada di sana, memberitahukan dan memberikan solusi yang sangat bagus terhadap persoalan karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah mereka alami.

       Suatu hari salah satu seorang karyawannya bertanya kepadanya,
" Bapak… saya tidak mengerti, kenapa anda bisa berfikiran positif, bagaimana anda bisa berpikiran positif sepanjang waktu, mendengar pertanyaan karyawannya, sang manajerpun menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini, aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek, maka aku selalu memilih dalam suasana yang baik, tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu ".

       Beberapa tahun kemudian, restaurannya dirampok oleh tiga orang bersenjata, saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi, Para perampok panik dan menembaknya, Untungnya, ia cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit, setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, sang manager dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya,
Melihat keadaan itu, si karyawan pun kembali menanyakan apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan,
mendengar hal itu , sang manajerpun menjawab. "Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang, Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati,, Aku memilih untuk hidup,,"

"Apakah anda tidak takut?" tanya si karyawan
"anda tahu , para ahli medisnya sangat hebat, mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh, tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut,, Mata mereka mengatakan kalau aku akan mati,, Karena itu aku katakan kepada mereka , kalau Aku memilih untuk hidup,, Jadi aku minta mereka mengoperasiku sebagai orang hidup, bukan orang mati',,"
Pembaca yang budiman, Satu hal yang benar-benar milik kita yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidup , sehingga jika kita bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah,,,


RESONANSI JIWA "PENCURI IMPIAN"

Suhefriandi

      Ada seorang gadis muda yang sangat suka menari,, Kepandaiannya menari membuatnya sering menjadi juara di berbagai perlombaan yang diadakan,, Karena itu , dia ingin sekali menjadi penari kelas dunia, dan membayangkan dirinya menari di Rusia, Cina, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi tepuk tangan kepadanya,,

      Suatu hari, dikotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang berasal dari luar negeri, Pakar ini sangatlah hebat dan sangat ahli, serta dari tangan dinginnya lah telah banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia,  Gadis muda ini ingin sekali menari dan menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar tersebut, bahkan jika mungkin memperoleh kesempatan menjadi muridnya,

      Pada akhirnya kesempatan itu datang juga, si gadis muda berhasil menjumpai sang pakar di belakang panggung, seusai sebuah pagelaran tari,,

"Pak, saya ingin sekali menjadi penari kelas dunia,, Apakah anda punya waktu sejenak, untuk menilai saya menari ? Saya ingin tahu pendapat anda tentang tarian saya",, Tanya si gadis kepada sang pakar
"Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit", jawab sang pakar,,
Belum lagi 10 menit berlalu, sang pakar berdiri dari kursinya, lalu berlalu meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah kata pun,, melihat sikap sang pakar, betapa hancur si gadis muda melihat, si gadis langsung berlari pulang kerumah sambil menangis tersedu-sedu, kemudian melempar sepatu tarinya ke gudang, sejak saat itu, dia bersumpah tidak pernah akan lagi menari.

      Puluhan tahun berlalu, Sang gadis muda kini telah menjadi seorang ibu dengan tiga orang anak, Suaminya telah meninggal, Dan ia harus bekerja sebagai pelayan toko untuk menghidupi keluarganya, suatu hari... Ada sebuah pagelaran tari yang diadakan di kota itu, terlihat sang pakar berada di antara para penari muda di belakang panggung pertunjukan tersebut,  sang pakar kelihatan sudah mulai tua, dengan rambutnya yang sudah putih, si ibu muda juga datang ke pagelaran tari tersebut. Seusai acara pertunjukan tersebut sang ibu muda pergi mencari sang pakar yang ternyata masih mengenalinya, kemudian mereka bercerita begitu akrab,

Si ibu bertanya, "Pak, ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya selama ini,, Ini tentang penampilan saya sewaktu menari di hadapan anda bertahun-tahun yang silam, Sebegitu jelekkah penampilan saya saat itu, sehingga anda langsung pergi meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah katapun?"
"Oh ya, saya ingat peristiwanya, Terus terang, saya belum pernah melihat tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu,, Saya rasa kamu akan menjadi seorang penari kelas dunia, Karena itu Saya tidak mengerti mengapa kamu tiba-tiba berhenti dari dunia tari, jawab sang pakar,
si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban sang pakar,

"apa… sungguh Ini tidak adil, sikap anda telah mencuri semua impian saya, Kalau memang tarian saya bagus, mengapa anda meninggalkan saya begitu saja ketika saya baru menari beberapa menit,, Anda seharusnya memuji saya, dan bukan mengacuhkan saya begitu saja, seharusnya saya sudah menjadi penari kelas dunia, Bukan hanya menjadi pelayan toko !",, seru si ibu muda,, "

Sang pakar menjawab lagi dengan tenang "Tidak ....., Tidak, saya rasa saya telah berbuat dengan benar,, ANDA TIDAK HARUS MINUM JUS SATU DRUM UNTUK MEMBUKTIKAN JUS ITU ENAK,, Demikian juga saya,, Saya tidak harus nonton anda 10 menit untuk membuktikan tarian anda bagus, malam itu saya juga sangat lelah setelah pertunjukkan, Maka sejenak saya tinggalkan anda, untuk mengambil kartu nama saya, dan berharap anda mau menghubungi saya lagi keesokan hari, Tapi anda sudah pergi ketika saya keluar,
Pendengar dan pembaca yang budiman..

jangan biarkan si pencuri impian... mencuri impian anda, selalu selesaikan dengan baik apa apa yang sudah lama kita lakukan, bahkan ketika suatu saat situasi yang kita tidak mengerti memudarkan setiap impian kita.. jangan berhenti.. Teruslah berjuang.. kejarlah setiap impian anda dengan bijak...


Rabu, 24 Februari 2016

KEMANDIRIAN DI PONDOK PESANTREN

Kemandirian di Pondok Pesantren

      Ayah bunda, ananda, Keadaan di pondok Pesantren tidaklah seindah keadaan di rumah yang serba terpenuhi dan tercukupi segala keinginannya. Memondokkan anak berarti mendidik anak menjadi mandiri.

      Anak harus terbiasa mengurus dirinya sendiri. Mulai dari makan, minum, mandi, membereskan lemari, pakaian, tempat tidur, memilih pakaian, memakai baju.

       Anak harus terbiasa memenuhi kebutuhannya sendiri. Mulai dari membuat susu, teh, mie, beli jajan.

      Anak harus terbiasa merawat barang – barangnya sendiri. Mulai dari pakaian, alat – alat sekolahnya, alat – alat makannya, alat – alat mandinya.

      Anak harus terbiasa menjaga kebersihannya sendiri, baik kebersihan pakaian, badan, tempat tidur, dan lemari.

     Ayah bunda.. memang sangat luar biasa pendidikan kemandirian yang diajarkan di pondok Pesantren, ayah bunda.. " lebih baik kita menangis diawal saat kita berpisah dengan putra putri tercinta untuk menuntut ilmu dan berpisah sementara waktu dari pada suatu hari nanti kita menanggis karena buruk nya akhlak putra putri kita karena selalu dimanjakan dekat kita ( andi )

Keputusan memondokkan anak

         Keputusan untuk mengirim anak untuk untuk melanjutkan pendidikan Mereka ke Pondok Pesantren merupakan keputusan yang berat yang harus diambil oleh orang tua, apalagi anaknya masih kecil, masih umuran SD. Barangkali berbagai perasaan berkecamuk di dalam hati orang tua... terlebih lebih lagi sang ibu, belum lagi pihak keluarga yang ikut memberatkan dengan komentar – komentarnya, jauhnya jarak dan lamanya waktu berpisah semakin menambah berat keputusan diambil, ditambah lagi biaya yang harus dikeluarkan tidaklah sedikit.

      Pondok pesantren adalah tempat perjuangan. Tempat bertemunya orang – orang yang berkorban untuk agamanya, orang tua berkorban perasaan, waktu, dana, para santri berkorban tenaga dan pkirannya untuk belajar, para asatidzah, Ummahat berkorban waktu, tenaga dan pikirannya untuk mendidik para santri, para muhsinin dan donatur berkorban dengan hartanya, sungguh suatu perjuangan yang Allah pertemukan dalam satu wadah yang bernama pondok Pesantren.

Sesungguhnya perjuangan ini memerlukan ketetapan hati para pelakunya.

        Orang tua ketika mulai terbersit di dalam hatinya hendak mengirim anak ke sebuah pondok Pesantren, tentunya telah melihat maslahah dan mafsadahnya, melihat kepada anak yang akan dipondokkannya.

        Ketika sudah menjadi keputusan maka bertawakallah kepada Allah Talla. Berpisahnya dengan anak hanya sementara, masih bisa bertemu dengan mereka di saat – saat liburnya, masih bisa berkomunikasi dengan anak melalui telpon atau HP, masih bisa berkirim surat dan masih bisa mengirim paket untuk mereka.

        Jauh dari anak akan semakin kita merindukannya, berpisah dengan anak menjadikan kita lebih menghargai karunia Allah Ta'alla kepada kita, jauh dari mereka semakin menjadikan kita disebut – sebut  mereka dalam do’a kita, tidak melihat mereka menjadikan kita semakin ingin mendo’akannya.

      Titipkan kepada Allah agar Allah Ta'alla yang Maha Pemberi Rizki memberikan mereka kelapangan rizki, titipkan kepada Allah Ta'alla agar  Allah Ta'alla menjaga mereka karena Allah yang Maha Memelihara, mintalah selalu  hidayah agar Allah memberikan mereka taufiq dan hidayah untuk mengikuti kebenaran.

Suhefriandi


PENENANG DALAM DIRI

Resonansi Jiwa

        Suatu sore di tengah telaga, ada dua orang yang sedang memancing. Mereka adalah ayah dan anak yang sedang menghabiskan waktu mereka disana. Dengan perahu kecil, mereka sibuk mengatur pancing dan umpan.  Air telaga bergoyang perlahan dan membentuk riak-riak kecil di air. Gelombangnya mengalun menuju tepian, menyentuh sayap-sayap angsa yang sedang berjalan beriringan. Suasana begitu tenang, hingga terdengar sebuah percakapan.

“Ayah.” “Hmm..ya..” Sang ayah menjawab pelan. Matanya tetap tertuju pada ujung kailnya yang terjulur. 

“Tadi malam ini,aku bermimpi aneh.  Dalam mimpiku, ada dua ekor singa yang sedang berkelahi. Gigi-gigi mereka, terlihat runcing dan tajam. Keduanya sibuk  mencakar dan menggeram, saling ingin menerkam. Mereka tampak ingin saling menjatuhkan.” ucap sang anak.

       Anak muda ini terdiam sesaat. Lalu, mulai melanjutkan cerita, “singa yang pertama, terlihat baik dan tenang. Geraknya perlahan namun pasti. Badannya pun kokoh dan bulunya teratur. Walaupun suaranya keras, tapi terdengar menenangkan buatku.

” Ayah mulai menolehkan kepala, dan meletakkan pancingnya di pinggir haluan.”Tapi, singa yang satu lagi tampak menakutkan buatku. Geraknya tak beraturan, sibuk menerjang kesana-kemari. Punggungnya pun kotor, dan bulu yang koyak. Suaranya parau dan menyakitkan.” “Aku bingung, maksud dari mimpi ini apa?. Lalu, singa yang mana yang akan memenangkan pertarungan itu, karena sepertinya mereka sama-sama kuat?

” Melihat anaknya yang baru beranjak dewasa itu bingung, sang Ayah mulai angkat bicara. Dipegangnya punggung pemuda di depannya. Sambil tersenyum, ayah berkata, “pemenangnya adalah, yang paling sering kamu beri makan.” Ayah kembali tersenyum, dan mengambil pancingnya. Lalu, dengan satu hentakan kuat, di lontarkannya ujung kail itu ke tengah telaga.

       Tercipta kembali pusaran-pusaran air yang tampak membesar. Gelombang riak itu kembali menerpa sayap-sayap angsa putih di tepian telaga.

=========

Sahabat resensi,  setiap diri kita memiliki “singa” saling bertolak belakang. Masing-masing ingin menjadi pemenang, dengan menjatuhkan salah satunya. Singa-singa itu adalah gambaran dari sifat yang kita miliki. Kebaikan dan keburukan. Dua sifat ini sama-sama memiliki peluang untuk menjadi pemenang dan kita pun dapat mengambil sikap untuk memenangkan salah satunya. Semua tergantung dengan singa mana yang sering kita beri makan.

      Salah satu santapan dari singa yang buruk adalah sinetron. Sinetron memiliki naskah yang  dangkal, emosional berlebihan, pendidik yang baik dalam hal kekerasan, kelicikan, alur cerita yang dipanjang-panjangkan, yang makin hari makin tidak berkualitas. Sinetron yang baik bisa dihitung dengan jari. Belum lagi, kita juga disuguhkan oleh tayangan gosip, yang membuka-buka aib orang lain. Juga tayangan yang mempertontonkan keburukan dan kekerasan. Ingat, keburukan yang koar-koarkan akan menghasilkan keburukan yang serupa.

     Sahabat, “Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabb (Tuhan yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Ilaah (sembahan) manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”
Al Qur’an Surat An-Nas.

Setiap dari kita merindukan tayangan yang berkualitas, yang menengok pribadi-pribadi yang tangguh dalam berjuang tuk mencapai prestasi. Tayangan yang santun, tayangan yang mengajak untuk  lebih dekat dengan Tuhannya. Apa yang kita baca dan apa yang kita lihat, adalah makanan bagi pikiran kita. Apa yang terpikirkan, itulah yang akan tersikap.

Source : Compasnia.com
Suhefriandi


Selasa, 23 Februari 2016

BEKERJASAMA LAH DENGAN BAIK ORANG TUA DAN PIHAK PESANTREN

Suhefriandi

Bila ayah bunda ada keluhan..

       Pernahkah anda mendengar seorang pengasuh “ngambek” karena komplain seorang wali santri? Mengapa? Dan apakah akibatnya?

      Abdullah seorang anak yang manja dengan latar belakang keluarga yang cukup mapan. Satu Minggu setelah masuk pesantren ayah Abdullah menelpon wali asramanya dan meminta tolong kepada wali asrama untuk membelanjakan beberapa keperluan anaknya. Tiga Minggu kemudian sang ayah kembali menelpon sedikit terkejut karena Abdullah mengadukan ketidak betahannya, setelah ditanya alasannya si anak menceritakan karena teman – temannya sering usil, alat mandi dan alat makan sudah hilang, pakaian bersihnya habis. Sang ayahpun berkunjung ke pesantren.

      Sedikit emosi melihat keadaan sang anak, sang ayah berapi–api mengungkapkan kekesalannya kepada wali kamarnya, ia merasa anaknya tidak diperhatikan sebagaimana santri yang lainnya.

      Setelah sang ayah kembali pulang apakah hal tersebut berpengaruh pada hubungan wali santri dengan Abdullah? Jawabannya adalah “ya”, bukan perhatian yang bertambah tetapi sebaliknya sang wali asrama sama sekali tidak memperhatikannya, hingga ayah Abdullah menelpon hendak berkunjung ia penuhi kebutuhan Abdullah seolah–olah hal itu terjadi selama ia di pesantren.

      Dalam keadaan seperti ini mungkin yang di pikirkan sang ayah adalah begitu banyak biaya dan tenaga yang dikeluarkan, inikah hasilnya? Timbul pula keraguan untuk melanjutkan pendidikan anaknya di pesantren.

      Yang dipikirkan oleh wali asrama adalah orang tua wali tak memahami keadaannya di pesantren, dari mengajar atau mengampu hafalan terlebih bagi yang sudah berkeluarga harus membagi waktunya dengan mereka.

      Butuh waktu, kita tak hidup di dunia sulap yang dengan satu dua bulan dapat merubah kata malas menjadi rajin, kata terlambat menjadi tepat waktu, dan lain sebagainya. Semua butuh waktu untuk diterapi, dipelajari serta pemaksimalan usaha dan doa.

     Dan satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya adalah kepercayaan penuh kepada pondok, karena pada prinsipnya mendidik lebih terasa berat dibandingkan dengan mengajar karena mendidik tidak bersifat teoritis semata, lebih dari itu sang pendidik dituntut mampu memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta kasih sayang dan lainnya bagi anak didik. Sudah barang tentu membutuhkan waktu serta kerja keras yang lebih ekstra.

       Dapat dibayangkan sungguh amanat yang berat apabila di sebuah kamar yang terdiri dari 24 anak (seumuran SD) dengan watak yang 24 macam pula, ditangani oleh satu dua orang pengasuh saja yang juga mengajar dikelas atau mengampu hafalan Al-Qur’an dituntut untuk melayani serta memenuhi setiap kebutuhan mereka.

       Mempercayakan seorang anak kepada sebuah lembaga pendidikan ternyata tak semudah menitipkan sepeda motor atau mobil pada tukang parkir. Karena yang dititipkan adalah makhluk Allah yang memiliki kemampuan luar biasa, mampu mengembangkan emosional serta individual skillnya hingga mampu merubah sebuah peradaban manusia di masa yang akan datang.

       Terlalu berlebihankah? Tidak, ingatkah kita pada seorang ibu dengan harta yang ditinggalkan oleh suaminya menitipkan anaknya kepada sekelompok orang di sebuah kabilah di sudut kota Makkah untuk belajar tentang huruf, kata dan kalimat dalam bahasa Arab. Ia hanya seorang anak kecil tetapi dengan kemampuannya yang luar biasa sekian tahun kemudian ia mampu membangun sebuah madzhab Fiqih yang dianut oleh separuh penduduk Islam di bumi, anak itu adalah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i.

       Maka dari sinilah peran orang tua dalam kerjasamanya membangun proyek si anak sangat dibutuhkan. Baik dari segi kebijaksanaan, komunikasi yang aktif, ataupun hal–hal lainnya yang berhubungan dengan si pengasuh dan anak.

       Ringkasnya. Bila anda ada keluhan atau komplain perihal anak anda maka lakukanlah langkah–langkah berikut ini:

   1. Bila anak anda mengabarkan kepada anda sesuatu hal atau perkara yang tidak mengenakkan segera konfirmasikan kepada rois program. Bila laporan anda salah alamat ( tidak disampaikan ke rois program ) maka masalah yang anak anda hadapi tidak cepat selesai bahkan mungkin akan melebar merembet kemana - mana.

    2. Jelaskan duduk permasalahannya bila ditinjau dari laporan anak. Ingat orang tua harus tetap berkepala dingin, jauhkan emosi dan buruk sangka.

    3. Beri kesempatan kepada rois program tentang masalah yang sesungguhnya terjadi dan menimpa anak anda, bila rois program tidak memahami secara mendetail, rois program akan  mencarikan informasi selengkapnya kepada para koordinator dan kemudian akan menjelaskannya kepada anda.

     4. Musyawarahkan apa langkah yang terbaik yang bisa diambil untuk menyelesaikan masalah anak anda. Bila kedatangan anda ke pondok akan membawa maslahat yang lebih besar maka lebih bagus anda bermusyawarah langsung dengan para asatidzah yang mengurusi langsung masalah anak anda.

     5. Buatlah kesepakatan langkah – langkah apa yang akan diambil asatidzah dan langkah apa yang akan diambil orang tua dengan pusat kepentingannya adalah semuanya untuk kebaikan anak anda

Insya Allah bila orang tua melakukan langkah–langkah ini maslahatnya akan dirasakan oleh semua pihak santri, orang tua dan para asatidzah.

MOHON DI PERHATIKAN

Simpanlah nomor–nomor yang bisa dihubungi dari:

· Bendahara pesantren

· Rois Program (kepsek)

· Wali Asrama 1 dan 2

· Wali kelas

· Kerabat yang tinggal dekat pondok

Bila Menelpon:

· Beritahukan lewat sms bila anda ingin menelpon.

· Teleponlah ananda 1-2x dalam satu bulan.

· Teleponlah diluar jam pelajaran, halaqoh atau sholat.

· Berbicaralah seperlunya kepada ananda, dengarlah dengan seksama keluhan dan kebutuhannya serta berilah sedikit nasehat dan support untuk lebih rajin belajar lalu konsultasikan ke wali asrama.

Masalah jajan

· Titiplah uang jajan kepada wali asrama sesuai dengan kebutuhannya.

· Alat belajar, mandi dan makan diusahakan sudah lengkap diawal tahun.

· Agar tidak merepotkan wali asrama jajan tambahan di kirimkan via paket dan terlebih dahulu menanyakan ananda makanan atau kebutuhan yang diminta.

Bila mengirimi paket

· Pisahkan makanan dengan yang non makanan seperti shampoo, sabun dll.

· Buatlah bungkusan dengan plastik yang tiap plastik berisi beberapa snack.

· 1 bungkus untuk satu hari.

· Pada tiap bungkus sisipkanlah beberapa pesan anda. Contoh:

“ Abdulloh harus rajin belajar ya “

“ Abdulloh harus jadi anak yang pemberani tidak boleh cengeng ”

“ Jangan lupa pipis sebelum tidur biar tidak ngompol ”

· Mintalah wali asrama memberitahukan bila paket sudah tiba.

Hubungan dengan wali asrama

· Keterbukaan dan kerjasama wali asrama sangat dibutuhkan.

· Tidak mengkritik dengan kritik yang pedas berusahalah memahami keadaan serta jangan lupa.

· Berilah saran atau usulan untuk kemaslahatan bersama.

- Bila anda berkunjung.

· Beritahukan wali asrama (sms / call) bila anda ingin mengunjungi ananda.

· Harap memaklumi suasana kamar yang gaduh oleh anak–anak.

· Temuilah dan konsultasikan kesehariannya kepada wali asrama, pelajaran kelasnya ke wali kelas, hafalannya kepada pengampu hafalan.

· Ajaklah ananda keluar jalan – jalan keluar pesantren dan ajaklah dia bercerita tentang kegiatan dia di pesantren.

· Berpamitan ketika hendak pulang dan pastikan ananda tahu kalau anda pulang kembali kerumah.

Bila ananda sakit

· Bersikap tenang dan berpikiran positif.

· Tanyakan keadaan terakhir ananda.

· Dari bagian kesehatan akan menanyakan persetujuan anda untuk membawa ananda ke dokter atau RS apabila merasa diperlukan.

Bila anak anda bermasalah

· Bersikaplah dengan tenang dan berpikiran positif.

· Awalilah dengan mengunjungi anak anda di pesantren.

· Pelajarilah keadaan yang terjadi sehingga tidak saling menyalahkan.

· Berbicaralah 4 mata dengan orang – orang yang terkait dengan masalah anak anda.

· Berusaha mencari solusi dengan musyawarah.

· Teleponlah lagi satu Minggu kemudian untuk mengetahui keadaan ananda. 

Pakaian

· Berwarna gelap.

· Agar awet dan mudah dicuci usahakan baju atau celana tidak terlalu tebal (seperti levis) tetapi tidak mudah sobek, terlebih bila ananda hiper aktif.

· Berilah nama pada bagian dalam pakaian dengan spidol atau bordir, dll.

       Kami menghimbau kepada para wali santri untuk bisa bekerja sama dengan kami para pelaksana di Ibtidaiyah, sampaikan langsung kepada kami kritik, saran, masukan dan pengaduan perihal santri, kasus, program dan semua kegiatan yang ada di ibtidaiyah. Insya Alloh semua masukan dari antum akan kami tanggapi dan tentu semua itu akan bermanfaat bagi kami.

Berbagi bersama( Ahmad Rasidi )

 


HAL - HAL YANG PERLU DI PERSIAPKAN SAAT PUTRA PUTRI MASUK PESANTREN

Suhefriandi, S.pd, MM

Hal yang Perlu Dipersiapkan saat Masuk Pesantren

      Bapak ibu, Ayah bunda.. Alhamdulillah memiliki anak yang memilih masuk pesantren, Jangan sampai kalang kabut dan kurang persiapan. Kendatipun ini adalah kali pertama buat Ayah bunda mengalami apalagi di keluarga juga belum ada yang punya pengalaman.

Seandainya ayah, bunda belum mengetahui seperti apa kehidupan santri selama Mondok.. Ayah bunda bisa menghubungi Pusat Informasi Pesantren yang bisa bunda hubungi seperti di Pondok Pesantren Terpadu Serambi Mekkah ( 0752 84169 ) Ayah bunda bisa saja menelpon ke nomor nomor informasinya.. Ayah bunda bisa bertanya.. Apa saja kegiatan anak selama di Pesantren.. Nah tentunya ayah bunda juga bisa menanyakan.. Apa saja yang sudah disiapkan oleh Pesantren tersebut sebagai Paket masuk di Pesantren seperti ( dapat seragam, dapat kasur +bantal + selimut, dapat baju koko, dapat sarung, dapat tas buat ke loundry, silahkan ayah bunda bertanya selengkap lengkap nya.. Jangan sampai di Pondok Pesantren nanti ada ada saja yang kurang di siapkan.. atau di telpon berkali kali oleh putra / Putri Tercinta..

"Ayah, Bunda, tolong bawain sandal lagi donk"
"Ayah, Bunda, tolong beliin baju koko lagi"
"Ayah Bunda, celana dalamnya kurang"
" Ayah Bunda Sikat gigi dan odol nya nggak kebawa "..

Nah.. Ayah bunda pasti tersenyum senyum memenuhi permintaan putra putri nya bukan.. ?..

Haisshhh

Puyeng yaaa..ada saja benda-benda yang ketinggalan :).

Berikut daftar hal wajib yang perlu disiapkan, terutama untuk santri putra. Persiapan untuk santri putri agak mirip-mirip, beda di perlengkapan sholat, baju, & celana panjang.

1. Siapkan Al - Qur'an Ukuran besar dan Al qur'an Saku ( ukuran kecil )

    Al-Qur'an sangat penting sekali kita siapkan menyelang keberangkatan anak ke Pesantren, Al-Qur'an tersebut sudah banyak tersedia di pesantren ( koperasi pesantren ). Ajak putra putri ayahnda, bunda membeli Al-Qur'an yang mereka sendiri yang memilih nya.. biasanya kalau mereka yang memilih.. mereka akan membawa Al-Qur'an tersebut selalu.. Jangan lupa langsung menuliskan nama putra putri ayah bunda di tempat yang bisa dituliskan nama, asal daerah dan nomor telepon Ayah bunda sekalian...

2. Baju koko

Baju koko ini wajib disiapkan. Tidak hanya 1-2 pcs, tapi siapkan 4-5 pcs. Jika memungkinkan, jadikan 7 agar tiap hari mereka bisa berganti-ganti baju koko.  Baju ini diperlukan saat anak-anak sholat ke masjid. Mereka harus berdandan rapi dengan baju koko plus sarung.
Untuk santri putri, perbanyak baju muslim semacam baju kurung atau baju berlengan panjang lainnya.

3. Jubah dan Imamah

    Ayah bunda.. Jubah dan imamah ini di pakai putra ayah bunda untuk sholat juga.. dan kebanyakan santri juga memakai nya dalam keseharian Mereka.. walaupun jubah dan Immamah ini di jual juga di koperasi Pesantren ada baik nya juga di siapin juga dari rumah agak beberapa potong... jangan lupa di kasih nama putra nya ya ayah bunda..

4. Sarung

       Sarung merupakan benda wajib berikutnya yang wajib dimiliki dan dibawa. Lagi-lagi tak cukup 2 pcs, minimal 3-4 pcs. Karena benda satu ini lebih wajib ketimbang celana panjang untuk dikenakan saat berangkat sholat dan mengaji di masjid. Anak-anak pondok umumnya akan berganti-ganti sarung seperti berganti-ganti celana. Jadi wajib menyiapkan lebih dari 2 pcs.

Untuk santri putri, persiapkan mukena

5. Kopiah atau peci putih

     Kopiah/ peci putih diperlukan untuk sholat, mengaji, dan berbagai keperluan ibadah. Kopiah hitam sering di butuhkan untuk keperluan resmi, seperti saat masuk pasukan pramuka atau khutbah. Kopiah putih untuk sehari- sehari seperti mengaji atau belajar.

Untuk santri putri, siapkan beberapa potong jilbab, untuk sehari-hari maupun jilbab yang lebih formal untuk kegiatan lebih resmi. Untuk pemakaian sehari-hari bisa disiapkan sekitar 4-6 pcs jilbab. Untuk yang lebih formal bisa 1-2 pcs saja.

6. Sandal dan sepatu

     Sandal merupakan perlengkapan vital untuk mobilisasi di dalam pondok. Mereka umumnya membutuhkan sandal lebih banyak untuk cadangan. Beberapa sandal bisa juga disiapkan untuk kebutuhan yang berbeda. Misal sandal jepit untuk ke kamar mandi dan saat mencuci. Sandal yang lebih formal digunakan saat berangkat ke masjid untuk belajar. Sandal jepit bahkan bisa disiapkan beberapa pasang untuk mengantisipasi jika putus sewaktu-waktu dan orang tua belum sempat menjenguk. Sepatu juga sangat penting.. Ada beberapa pesantren yang ketat sekali aturan nya.. saat masuk kelas tidak boleh memakai sandal... sepatunya sepatu hitam ya ayah bunda.. jangan lupa kasih juga nama di tempat yang bisa ditulis ya ayahnda bunda.. tapi jangan di kulit luarnya ya ayahnda bunda.. ntar anak nya putra dan putrinya nggak mau memakainya lagi.. hehe

7. Perlengkapan Toiletris

     Ayahnda bunda.. barangkali sudah tahu  perlengkakan toiletris seperti sikat gigi, pasta gigi, sabun, shampoo termasuk handuk dan gayung jangan sampai lupa masuk daftar nya ya ayahnda bunda...

8. Perlengkapan Mencuci

Sebelum berangkat kepondok pesantren ayah dan bunda menjelaskan pada putra dan putrinya ya konsekwensi memilih masuk ke Pondok Pesantren adalah mencuci sendiri. Mau ga mau ayahnda bunda pun harus menyiapkan perlengkapan untuk kegiatan ini, seperti ember, detergen, softener, hingga sikat baju. Tiap bulan ayah dan bunda pasok lagi sesuai kebutuhan. Nah hal tersebut bagi pesantren yang tidak menyiapkan tempat pencucian sendiri ya ayah bunda.. sekarang juga sudah banyak pondok pesantren yang sudah memiliki Laundry sendiri..( Pesantren Terpadu Serambi Mekkah contohnya ) bahkan mesin cucinya puluhan bahkan ada yang ratusan dan karyawan nya juga banyak...

     Oh ya, ayahnda  bunda jangan lupakan gantungan baju. Keliatan sepele, tapi cukup penting untuk menggantung baju yang belum kotor atau mau dipakai ulang. Berguna juga untuk menggantung baju yang akan dicuci. Jadi, ayahnda bunda siapkan saja gantungan ini sekitar 1 lusin supaya aman.

9. Perangkat Tidur

       Perlengkapan tidur seperti sprei, sarung bantal, sarung guling perlu masuk daftar. Termasuk siapkan juga bantal guling, karena umumnya pihak pesantren hanya menyiapkan ranjang plus kasur saja, tetapi pada pondok pondok pesantren Modern ( Pesantren Terpadu Serambi Mekkah ) semuanya sudah disiapkan selebihnya kita yang membawa sendiri. Siapkan 2-3 set sprei untuk cadangan. Siapkan juga baju tidur atau baju sehari-hari yang akan dipakai selagi tidak berkegiatan di masjid. Bisa baju tidur atau baju biasa yang hanya boleh dikenakan di kamar saja.

10. Pakaian Dalam

Naahh ini benda wajib Ayahnda bunda yang tak boleh ketinggalan. Siapkan selusin sekaligus jika perlu, supaya tidak repot gonta ganti saat tak sempat mencuci akibat padatnya jadwal belajar.

11. Perlengkapan belajar

      Ayahnda bunda sebagai santri, tentu saja perlengkapan tulis dan belajar wajib disediakan. Macam buku tulis, pensil, bolpen, rautan, penghapus dan tentunya tas buat sekolahnya ya Ayah dan bunda

12. Celana Panjang

       Hampir lupa sama benda yang satu ini. Celana panjang wajib disiapkan setidaknya 4-5 potong, celana nya celana bahan ya Ayah dan bunda.. jangan celana jeans ya.. Dipondok Pesantren biasanya nggak boleh memakai celana Jeans... Santri pondok umumnya tidak boleh menggunakan celana pendek selagi berkegiatan di luar kamar, untuk itu perlu disiapkan beberapa potong celana panjang sebagai cadangan.

Untuk santri putri perlu disiapkan juga beberapa potong rok panjang karena santri putri biasanya tidak diperkenankan menggunakan celana, kecuali ditutupi rok panjang. Bisa juga disiapkan gamis untuk variasi.

Naahh itu kira-kira benda-benda yang perlu disiapkan saat akan masuk Pondok Pesantren ya ayah bunda..

Sekali lagi Ayah bunda... Jangan lupa, semua benda perlu diberi tanda atau nama agar tidak tertukar. Namanya tinggal ramai-ramai dan kemungkinan benda yang dipakai hampir sama, jadi perlu diberi tanda kepemilikan :). Supaya kalau hilang atau tertukar, gampang mencarinya.

Benda-benda berbahan kain seperti baju, sarung, dsb bisa dibordir nama atau ditulis dengan spidol pada tempat tersembunyi. Untuk benda keras seperti ember, gayung, sandal, tandai dengan tip-ex atau spindol tahan air. Atau bisa juga diukir atau gores dengan pisau.

Semoga membantu!