Rabu, 24 Februari 2016

KEMANDIRIAN DI PONDOK PESANTREN

Kemandirian di Pondok Pesantren

      Ayah bunda, ananda, Keadaan di pondok Pesantren tidaklah seindah keadaan di rumah yang serba terpenuhi dan tercukupi segala keinginannya. Memondokkan anak berarti mendidik anak menjadi mandiri.

      Anak harus terbiasa mengurus dirinya sendiri. Mulai dari makan, minum, mandi, membereskan lemari, pakaian, tempat tidur, memilih pakaian, memakai baju.

       Anak harus terbiasa memenuhi kebutuhannya sendiri. Mulai dari membuat susu, teh, mie, beli jajan.

      Anak harus terbiasa merawat barang – barangnya sendiri. Mulai dari pakaian, alat – alat sekolahnya, alat – alat makannya, alat – alat mandinya.

      Anak harus terbiasa menjaga kebersihannya sendiri, baik kebersihan pakaian, badan, tempat tidur, dan lemari.

     Ayah bunda.. memang sangat luar biasa pendidikan kemandirian yang diajarkan di pondok Pesantren, ayah bunda.. " lebih baik kita menangis diawal saat kita berpisah dengan putra putri tercinta untuk menuntut ilmu dan berpisah sementara waktu dari pada suatu hari nanti kita menanggis karena buruk nya akhlak putra putri kita karena selalu dimanjakan dekat kita ( andi )

Keputusan memondokkan anak

         Keputusan untuk mengirim anak untuk untuk melanjutkan pendidikan Mereka ke Pondok Pesantren merupakan keputusan yang berat yang harus diambil oleh orang tua, apalagi anaknya masih kecil, masih umuran SD. Barangkali berbagai perasaan berkecamuk di dalam hati orang tua... terlebih lebih lagi sang ibu, belum lagi pihak keluarga yang ikut memberatkan dengan komentar – komentarnya, jauhnya jarak dan lamanya waktu berpisah semakin menambah berat keputusan diambil, ditambah lagi biaya yang harus dikeluarkan tidaklah sedikit.

      Pondok pesantren adalah tempat perjuangan. Tempat bertemunya orang – orang yang berkorban untuk agamanya, orang tua berkorban perasaan, waktu, dana, para santri berkorban tenaga dan pkirannya untuk belajar, para asatidzah, Ummahat berkorban waktu, tenaga dan pikirannya untuk mendidik para santri, para muhsinin dan donatur berkorban dengan hartanya, sungguh suatu perjuangan yang Allah pertemukan dalam satu wadah yang bernama pondok Pesantren.

Sesungguhnya perjuangan ini memerlukan ketetapan hati para pelakunya.

        Orang tua ketika mulai terbersit di dalam hatinya hendak mengirim anak ke sebuah pondok Pesantren, tentunya telah melihat maslahah dan mafsadahnya, melihat kepada anak yang akan dipondokkannya.

        Ketika sudah menjadi keputusan maka bertawakallah kepada Allah Talla. Berpisahnya dengan anak hanya sementara, masih bisa bertemu dengan mereka di saat – saat liburnya, masih bisa berkomunikasi dengan anak melalui telpon atau HP, masih bisa berkirim surat dan masih bisa mengirim paket untuk mereka.

        Jauh dari anak akan semakin kita merindukannya, berpisah dengan anak menjadikan kita lebih menghargai karunia Allah Ta'alla kepada kita, jauh dari mereka semakin menjadikan kita disebut – sebut  mereka dalam do’a kita, tidak melihat mereka menjadikan kita semakin ingin mendo’akannya.

      Titipkan kepada Allah agar Allah Ta'alla yang Maha Pemberi Rizki memberikan mereka kelapangan rizki, titipkan kepada Allah Ta'alla agar  Allah Ta'alla menjaga mereka karena Allah yang Maha Memelihara, mintalah selalu  hidayah agar Allah memberikan mereka taufiq dan hidayah untuk mengikuti kebenaran.

Suhefriandi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar