UJUB adalah sikap mengagumi diri sendiri, yaitu ketika kita merasa memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain. Imam al-Ghazali pernah berkata “Perasaan ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Allah.”
Dalam hadits yang ma’ruf disebutkan,
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (H.R. Abdur Razaq, hadist hasan)
Bahaya ‘Ujub
Sifat ‘ujub membawa akibat buruk dan menyeret kepada kehancuran, baik bagi pelakunya maupun bagi amal perbuatannya.
Diantara dampak dari sifat ‘ujub tersebut adalah:
Membatalkan pahala
Seseorang yang merasa ‘ujub dengan amal kebajikannya, maka pahalanya akan gugur dan amalannya akan sia-sia karena Allah tidak akan menerima amalan kebajikan sedikitpun kecuali dengan ikhlas karena-Nya. Rasulullah s.a.w bersabda:
“Tiga hal yang membinasakan : Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thabrani).
Menyebabkan Murka Allah
Nabi s.a.w bersabda, “Seseorang yang menyesali dosanya, maka ia menanti rahmat Allah. Sedang seseorang yang merasa ‘ujub, maka ia menanti murka Allah.” (HR. Baihaqi)
Perasaan ‘ujub menyebabkan murka Allah, karena ‘ujub telah mengingkari karunia Allah yang seharusnya kita syukuri.
Terjerumus ke dalam sikap ghurur (terperdaya) dan takabur.
Orang yang kagum pada diri sendiri akan lupa melakukan instropeksi diri. Bersamaan dengan perjalanan waktu, hal itu akan menjadi penyakit hatinya. Pada akhirnya ia terbiasa meremehkan orang lain atau merasa dirinya lebih tinggi daripada orang lain dan tidak mau menghormati orang lain. Itulah yang disebut takabur. Nabi s.a.w bersabda, ”Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat perasaan sombong meskipun hanya sebesar biji sawi. (HR. Nasa’i)
Gengsi menerima masukan, sehingga sulit menerima taushiyyah, semakin keras hati dan keras kepala
Menyebabkan mengumbar nafsu dan melupakan dosa-dosa
Seseorang yang mempunyai perasaan ‘ujub akan selalu menilai dirinya baik dan tidak pernah menilai dirinya buruk dan serba kekurangan, sehingga ia selalu mengumbar keinginan hawa nafsunya dan tidak merasa kalau dirinya telah berbuat dosa. Nabi bersabda, “Andaikan kalian tidak pernah berbuat dosa sedikitpun, pasti aku khawatir kalau kalian berbuat dosa yang lebih besar, yaitu perasaan ujub, ” (HR. Al Bazzar).
Menyebabkan orang lain membenci pelakunya.
Pada umumnya, orang tidak suka terhadap orang yang membanggakan diri, mengagumi diri sendiri, dan sombong. Oleh karena itu, orang yang ‘ujub tidak akan banyak temannya, bahkan ia akan dibenci meskipun luas ilmunya dan terpandang kedudukannya. Syeikh Mustafa As Sibai berkata, “Separuh kepandaian yang disertai tawadhu’ lebih disenangi oleh orang banyak dan lebih bermanfaat bagi mereka daripada kepandaian yang sempurna yang disertai kecongkakan.”
Pesantren Terpadu Serambi Mekkah
Kota Padang Panjang Sumatera Barat
Menerima Santri/santriwati Baru
Tlp. 0752 84169
Source : islampos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar