Oleh : Suhefriandi
( pengajar di Pondok Pesantren Terpadu Serambi Mekkah kota Padang Panjang Sumatera Barat )
Berdasarkan Holic study yang telah dilakukan oleh SOUTHERN REGIONAL EDUCATION BOARD ( SREB ) Mengidentifikasikan faktor kritis terkait dengan keberhasilan kepala sekolah dalam mengembangkan prestasi belajar siswa.
Ketiga belas faktor tersebut adalah:
1. Menciptakan misi yang terfokus pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa, melalui praktik kurikulum dan pembelajaran yang memungkinkan terciptanya peningkatan prestasi belajar siswa.
2. Ekspektasi yang tinggi bagi semua siswa dalam mempelajari bahan pelajaran pada level yang lebih tinggi.
3. Menghargai dan mendorong implementasi praktik pembelajaran yang baik, sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Memahami bagaimana memimpin organisasi sekolah, dimana seluruh guru dan staf dapat memahami dan peduli terhadap siswanya.
5. Memanfaatkan data untuk memprakarsai upaya peningkatan prestasi belajar siswa dan praktik pendidikan di sekolah maupun di kelas secara terus menerus.
6. Menjaga agar setiap orang dapat memfokuskan pada prestasi belajar siswa.
7. Menjadikan para orang tua sebagai mitra dan membangun kolaborasi untuk kepentingan pendidikan siswa.
8. Memahami proses perubahan dan memiliki kepemimpinan untuk dapat mengelola dan memfasilitasi perubahan tersebut secara efektif.
9. Memahami bagaimana orang dewasa belajar (baca: guru dan staf) serta mengetahui bagaimana upaya meningkat
kan perubahan yang bermakna sehingga terbentuk kualitas pengembangan profesi secara berkelanjutan untuk kepentingan siswa.
10. Memanfaatkan dan mengelola waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran peningkatan sekolah melalui cara-cara yang inovatif.
11. Memperoleh dan memanfaatkan berbagai sumber daya secara bijak.
12. Mencari dan memperoleh dukungan dari pemerintah, tokoh masyarakat dan orang tua untuk berbagai agenda peningkatan sekolah.
13. Belajar secara terus menerus dan bekerja sama dengan rekan sejawat untuk mengembangkan riset baru dan berbagai praktik pendidikan yang telah terbukti.
7 Tips Menjadi Kepala Sekolah Inspiratif:
1. Berakhlak Mulia
Menurut saya ini adalah syarat utama untuk menjadi kepala sekolah inspiratif, karena akhlak merupakan wujud nyata seseorang dalam menjalani hidupnya. Akhlak mulia ini tentu ditunjukan dengan keteladan yang benar-benar real, seperti menjaga Sholat lima waktunya, menyediakan waktu membaca Al-Qur’an, melaksanakan ibadah yang lainnya, berkata dengan bahasa penuh hikmah dan juga selalu menjaga kehormatan dirinya.
2. Cerdas
Syarat yang kedua untuk menjadi kepala sekolah inspiratif adalah menjadi sosok yang cerdas, Cerdas bukan berarti lulus dengan predikat Cumlaude, tapi kepala sekolah yang cerdas adalah mampu memanage sekolahnya dan masyarakat sekolah secara baik. Kepala Sekolah yang cerdas mampu mengeluarkan solusi-solusi terbaik dalam menghadapi berbagai permasalahan yang di hadapi sekolahnya. Kecerdasan ini tentu harus di kuatkan dengan kemauan dirinya untuk berdiskusi dengan orang lain yang sudah pengalaman serta raji-rajinlah membaca, baik membaca buku maupun membaca artikel di internet.
3. Memiliki Pandangan Kedepan
Jangan jadi kepala sekolah kalau anda hanya punya kemampuan melanjutkan program yang ada, menjadi kepala sekolah Inspiratif harus memilki pandangan jauh kedepan, bagaimana membangun sekolah ini menghasilkan lulusan berkualitas. Oleh sebab itu kepala sekolah Inspiratif, harus memilki cara pandang yang luas dan terbuka dalam menghadapi berbagai perkembangan zaman. Sangat penting memilki cara pandang kedepan, karena sekolah harus terus begerak menjadi sekolah pilihan masyarat. Tetu untuk mewujudkan itu semua kepala sekolah pun harus berani dan mampu mengubah persepsi guru-gurunya agar mau maju dan tidak takut dengan perubahan yang akan terjadi.
4. Memilki jiwa Kreatif :
Menjadi kepala sekolah inspiratif tidak akan terwujud apabila sang kepala sekolah tidak punya kreativitas dalam mengelola sekolahnya. Kepala Sekolah yang kreatif adalah kepala sekolah yang mampu membangun citra atau Brand sekolah di mata masyarakat dikenal dengan kualitas keunggulannya. Kreativitas tentu lahir dari orang-orang yang memilki semangat juang yang tinggi untuk melahirkan karya-karya baru, tanpa harus menjadi bebek atau menjadi pelanjut kepala sekolah sebelumnya.
5. Tegas dan Disiplin :
Ciri seorang Leader adalah memilki ketegasan dalam bersikap dan memiliki displin yang tinggi dalam memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Sekolah tanpa pemimpin yang tegas hanya akan melahirkan guru-guru dan siswa yang apa adanya, belajar semaunya datang juga semaunya. Ketegasan dan kedisplinan seorang kepala sekolah inspiratif mutlak diperlukan.
6. Humanis
Kita tida mungkin mampu menjadi kepala sekolah Inspiratif, tanpa mampu memanusiakan guru sebagai sahabat dan rekan terbaik kita, guru bukanlah bawahan kepala sekolah tapi guru adalah rekan dalam mendidik. Begitupun siswa adalah sahabat terbaik bagi kepala sekolah, jadi muliakan bereka dengan sikap humanis kita.
7. Memilki Integritas :
Sebuah bahasa yang sedang populis di negeri kita, saya pikir bukan hanya para pemimpin negara atau pimpinan partai politik atau anggota dewan yang harus punya integritas, tapi kepala sekolah juga harus memilki integritas. Kepala sekolah inspiratif adalah kepala sekolah yang mampu menjadikan keteladan Nabi Muhammad SAW, dengan sifat yang muliah yaitu Sidik, Tabligh, Amanah, dan Fatonah.
ciri pribadi kepala sekolah yang berhasil.
1. Senang akan perubahan.
Ia senang membuat perubahan demi siswa dan demi kemajuan gurunya. Ia konsisten mengawal perubahan dan menjadi contoh orang yang pertama kali berubah. Ia jadi sosok yang sadar dan cepat mengambil keputusan dalam perubahan karena ia sadar perubahan yang baik mesti diniatkan jika tidak ingin kehilangan kesempatan.
2. Bersikap proaktif dan senang menciptakan kesempatan.
Karena ada atau tidaknya kesempatan tergantung cara pandang seseorang. Kepada guru-gurunya ia menjadi contoh dalam bersikap proaktif dan menghindari menunda-nunda penyelesaian masalah karena akan menjadi hal yang besar dan berdampak pada keutuhan proses belajar mengajar di sekolah.
3. Punya kemampuan komunikasi yang baik dan berhati-hati saat mengeluarkan pernyataan.
Bukan hanya pejabat public yang mesti berhati-hati dalam mengeluarkan kalimat pernyataan. Kepala sekolah juga mesti berpikir panjang sebelum mengeluarkan pernyataan agar suasana kondusif tetap tercipta di sekolah.
4. Sayang pada guru-gurunya.
Kepala sekolah yang baik adalah juga guru yang baik karena dulunya juga pasti ia adalah seorang guru. Semua kebijakannya akan berujung pada upaya untuk membuat guru betah dan menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan suasana kerja yang positif.
5. Senang gunakan social media.
Kepala sekolah yang masih memandang sinis guru-gurunya yang aktif di social media adalah kepala sekolah yang jadul dan ketinggalan jaman. Semestinya ia lah yang mesti memandang social media sebagai media yang efektif untuk alat pembelajaran, berkomunikasi dan menjadi mitranya dalam memimpin.
6. Memprioritaskan proses pembelajaran.
Pembelajaran yang saya maksud bukan sekedar berkonsentrasi pada tes dan ujian nasional namun membagi perhatian yang seimbang juga pada aspek yang lain misalnya aspek olah raga dan kesenian. Sekolah yang baik adalah sekolah yang bisa menyeimbangkan aspek akademis dan aspek minat dan bakat siswa.
7. Gemar berkeliling dan mengontrol.
Kepala sekolah akan kehilangan kesempatan untuk mengetahui perkembangan terkini di sekolahnya jika hanya duduk di ruangannya.
8. Menghargai latar belakang keluarga-keluarga yang mempercayakan anaknya untuk bersekolah di tempat ia memimpin.
Kepala sekolah adalah gambaran dari cara sekolah menghargai orang lain yang berbeda. Setiap individu punya kesempatan yang sama besarnya untuk berubah menjadi lebih baik. Jika ia cepat nyinyir dan menghakimi maka ia akan sulit untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang tua siswa.
9. Hormat kepada pengawas dari Diknas sambil tetap melengkapi referensi pengetahuan dari sumber lain.
Kepala sekolah yang berasal dari sekolah yang unggul dan bagus mutunya cepat punya penilaian yang merendahkan pengawas dari diknas hanya karena pengetahuan atau cara kerja yang berbeda. Sebaliknya sekolah yang baru berkembang kadang terjebak menjadi begitu mengiyakan apa saja yang pengawas katakan tanpa punya rujukan lain sebagai pembanding.
Menjadi kepala sekolah yang disukai
Dewasa ini pemimpin sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian pendidikan di sekolah.
Berdasarkan kewenangan itu, pemimpin sekolah memiliki keleluasaan untuk mengatur roda organisasi yang dipimpinnya. Di samping kewenangan, pemimpin sekolah pun memiliki fungsi sebagai educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator (EMASLIM).
Kewenangan dan peran pemimpin sekolah di atas, tidak terlepas dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Adapun standar kepala sekolah/madrasah mencakup lima komponen yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
Berdasarkan lima kompetensi kepala sekolah, kita dapat menyimpulkan, setidaknya ada 33 komponen kompetensi pemimpin sekolah yang harus mampu dilaksanakan oleh seorang leadership. Apabila ada pemimpin sekolah yang tidak mampu mengimplementasikan ke-33 kompetensi saat melaksanakan tugas di sekolah, maka dipastikan eksistensi leader itu tidak akan dicintai oleh timnya.
Selanjutnya, agar seorang pemimpin sekolah dapat dicintai, setidaknya yang bersangkutan harus bisa mengaplikasikan pemahaman sebagai berikut.
Pertama,
Jadikan jabatan pemimpin sekolah sebagai jabatan amanah. Jabatan pemimpin pada hakikatnya, bukan bukti kemuliaan. Juga bukan bukti meningkatnya harkat dan derajat di mata Allah SWT. Jabatan pemimpin hanyalah berbagi tugas dan peran saja. Itulah sebabnya, pada saat kita menjabat pemimpin, tidak usah merasa lebih pintar, cerdas, atau hebat. Pemimpin sekolah yang dicintai tim adalah pemimpin yang tidak arogan, tawadhu, selalu menampung aspirasi dari tim dalam melaksanakan kewenangan, tidak otoriter, dan tidak hawek (memperkaya diri).
Berdasarkan kaca mata di lapangan, banyak citra pemimpin sekolah yang terpuruk di mata tim, kondisi itu disebabkan karena sifat mau nya sendiri khususnya dalam manajemen keuangan. Potret buram ini, bukan saja menjadi malapetaka, pada saat melaksanakan kepemimpinan di sekolah, juga menjadi bumerang pada saat ia pensiun.
Pemimpin yang memiliki sifat maunya sendiri tidak akan dihargai. Dicemooh. Dicaci. Bahkan, dalam catatan sejarah, bisa jadi eksistensi yang bersangkutan menjadi catatan terburuk sepanjang zaman. Naudzubillah. Berdasarkan kenyataan tersebut, tak ada pilihan lain, jika seorang pemimpin yang ingin dicintai timnya berkemaslah memperbaiki diri saat ini juga.
Kedua,
Menjadi USWATUN HASANAH . Pemimpin sekolah adalah figur. Karenanya, segala tindak tanduknya sangat berpengaruh terhadap organisasi yang dipimpinnya. Kebaikan yang dipertontonkan oleh pemimpin selama ia menjabat, akan menjadi kenangan terindah bagi timnya. Selain itu, tim akan meniru pola kepemimpinan tersebut pada suatu hari nanti.
Ketiga,
menjadi jalan kebaikan. Idealnya sebuah jabatan harus menjadi jalan kebaikan sebanyak-banyaknya bagi umat. Demikian juga dengan jabatan pemimpin sekolah. Manfaatkan jabatan pimpinan sebagai upaya menjadi wasilah kebaikan bagi orang lain.
Banyak di antara pemimpin sekolah, yang tidak mempergunakan momen ini untuk mengeruk pahala sebanyak-banyaknya. Malah sebaliknya, kita pernah mendengar ada pemimpin sekolah yang mempergunakan jabatannya untuk berdusta. Salah satu misalnya, membuat SK untuk guru honorer sekian puluh tahun untuk kepentingan syarat CPNS, padahal kenyataannya tidak demikian.
Keempat,
Menjadi pelayan yang baik. Pemimpin adalah pelayan. Itulah sebabnya, dalam melaksanakan kewenangan dan fungsi yang bersangkutan harus mampu mengkolaborasikan posisi sebagai manajer dan pelayanan.
Makna pelayan dalam konteks ini, yakni seorang pemimpin jangan jaga imej (jaim), ingin dikultuskan, diagung-agungkan, bahkan dihormati secara berlebihan. Pemimpin yang disukai adalah pemimpin yang memiliki rasa empati, simpati, hormat, ramah dan melaksanakan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) terlebih dahulu, sebelum timnya pun melakukan hal yang sama.
Pesantren Terpadu Serambi Mekkah
Kami akan belajar untuk terus lebih baik "
Sumber:
Net.com
Follow@guruberakhak.
adaptasi dari : The Principal Internship:How Can We Get It Right? sreb.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar