Rabu, 25 Maret 2015

" DARI NOTA DAKWAH MENUJU PESANTREN TERPADU SERAMBI MEKKAH. "

Oleh : Suhefriandi
( Pengajar di Pesantren Terpadu Serambi Mekkah )

       Pendiri Pesantren Terpadu Serambi Mekkah H. Bahar Yusuf Dt. Rajo Bukik memulai usaha garmen dari nol sampai beliau hijrah ke Grosiran Garmen di Tanah Abang Jakarta Sampai sampai beliau membanggun Sebuah Pondok Pesantren di Daerah Kota Padang Panjang Sumatera Barat Indonesia.. ada hal hal yang belum pernah di angkat menjadi sebuah cerita dari kisah perjalanan hidup beliau yaitu sebuah nota.. nota yang barangkali sudah biasa di pakai oleh semua pedagang dan pengusaha dalam mengatur dan mengendalikan barang barang dagangan mereka.. sebelum kita lanjutkan mari kita simak beberapa hadits shohih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam yang menerangkan keutamaan berdagang dan bekerja dengan jalan yang halal. Diantaranya:

HADITS PERTAMA:

       1. Dari Al-Miqdam radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

        “Tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan yang lebih baik dari makanan yang dihasilkan dari jerih payah tangannya sendiri. Dan sesungguhnya nabi Daud ‘alaihissalam dahulu senantiasa makan dari jerih payahnya sendiri.” (HR. Bukhari, Kitab al-Buyu’, Bab Kasbir Rojuli wa ‘Amalihi Biyadihi II/730 no.2072).

HADITS KEDUA:  

2. Dan di dalam riwayat lain, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ما كسب الرجل كسباً أطيب من عمل يده، وما أنفق الرجل على نفسه وأهله وولده وخادمه فهو صدقة

“Tidaklah seseorang memperoleh suatu penghasilan yang lebih baik dari jerih payah tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahi dirinya, istrinya, anaknya dan pembantunya melainkan ia dihitung sebagai shodaqoh.” (HR. Ibnu Majah di dalam As-Sunan, Kitab At-Tijaroot Bab Al-Hatstsu ‘Ala Al-Makasibi, no.2129. al-Kanani berkata, ‘Sanadnya Hasan’, Lihat Mishbah Az-Zujajah III/5).

HADITS KETIGA:

3. Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

التاجر الصدوق الأمين مع النبيين والصديقين والشهداء

“ Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid. ” (HR. Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma Ja-a Fit Tijaroti no. 1130)

HADITS KEEMPAT:

4. Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إن أطيب الكسب كسب التجار الذي إذا حدثوا لم يكذبوا و إذا ائتمنوا لم يخونوا و إذا وعدوا لم يخلفوا و إذا اشتروا لم يذموا و إذا باعوا لم يطروا و إذا كان عليهم لم يمطلوا و إذا كان لهم لم يعسروا).

      “ Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).

HADITS KELIMA:

5. Dari Rafi’ bin Khadij radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Ada seseorang bertanya, “Penghasilan apakah yang paling baik, Wahai Rasulullah?” Beliau jawab:

عمل الرجل بيده وكل بيع مبرور

       “Penghasilan seseorang dari jerih payah tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad di dalam Al-Musnad no.16628)

6. Dan sejarah kehidupan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun menunjukkan bahwa beliau dan sebagian para sahabatnya adalah para pedagang professional.

BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIAH YANG TERKANDUNG DI DALAM HADITS-HADITS DI ATAS:

1. Agama Islam agama yang paling sempurna dalam segala hal. Diantara bukti kesempurnaan agama Islam dan rahmatnya bagi alam semesta, syariatnya menganjurkan kepada umatnya agar bekerja dan berbisnis dengan jalan yang benar dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya. Karena tiada suatu perkara pun yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya melainkan perkara tersebut akan mendatangkan bencana dan mudharat bagi para pelakunya.

2. Berdagang merupakan salah satu profesi yang sangat mulia dan utama selagi dijalankan dengan jujur dan sesuai dengan aturan serta tidak melanggar batas-batas syari’at yang telah ditetapkan oleh Allah dan rasul-Nya di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-Shahihah.

3. Hendaknya seorang pengusaha membekali dirinya dengan bekal keimanan dan ilmu syar’i, khususnya yg berkaitan dengan fikih muamalah dan bisnis agar bisa menjadi pengusaha yang baik dan benar serta tidak terjerumus dalam hal-hal yang haram.

4. Hendaknya seorang pengusaha menghiasi dirinya dengan akhlak islami yang mulia seperti jujur, pemurah, amanah, kasih sayang, dsb, sebagaimana yg diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

5. Seorang pengusaha hendaknya melandasi bisnis dan perniagaannya dengan niat yg baik dan ikhlas karena Allah, agar profesi yg dijalankannya mendatangkan pahala dan keridhoan dari Allah karena bernilai ibadah yg agung.

6. Penghasilan yg diperoleh dari perniagaan dan pekerjaan lainnya akan mengandung berkah dan manfaat yg banyak jika diperoleh dengan jalan yg baik dan benar serta diinfaqkan dan dikeluarkan zakatnya (jika tlh terpenuhi syarat wajib zakat) dan diinfaqkan di jalan yg Allah ridhoi.

7. Bisnis dan profesi apapun beserta keuntungannya akan menjadi musibah dan petaka bagi pelakunya di dalam kehidupan dunia dan akhirat jika dilakukan dengan cara-cara yg diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Apalagi di sana terdapat beberapa hadits dari nabi shallallahu alaihi wasallam yang menunjukkan celaan bagi sebagian para pedagang atau pelaku bisnis. Di dalam hadits yg shohih, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

(إن التجار يبعثون يوم القيامة فجارا إلا من اتقى الله وبر وصدق)

        “Sesungguhnya para pedagang (pengusaha) akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai para penjahat kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur.” (HR. Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma Ja-a Fi At-Tujjar no.1131)

       Bapak H. Bahar Yusuf memulai bisnis beliau dari pedagang kaki lima, pertama kali merantau ke daerah jambi beliau mulai berdagang kaki lima, dari suatu pasar ke pasar berikutnya.. tibalah suatu saat beliau harus kembali ke padang panjang dan mendirikan sebuah toko, dengan memiliki sebuah toko di pasar Padang Panjang, beliau memberi nama toko tersebut dengan Nama " ASIA ", Luar biasa niat awal beliau dalam berusaha, ya ingin barang dagangan beliau di kenal di seluruh Asia, tetapi di samping itu ternyata nama  " ASIA " Memiliki makna tersendiri " A = Ai, Hai.. S = Seluruh umat I= Ikuti Perintah  A= Allah = ASIA disamping itu juga singkatan dari nama anak anak beliau.. A = Andespa, Armen S = Susanti, I= Idriani , A = Amelia..

       Hai Seluruh Umat ikuti Perintah Allah, itulah singkatan dari nama Toko beliau, dari sisi dakwah, dan dalam setiap nota tersebut tertulis ajakan pada seluruh umat agar mematuhi setiap perintah Allah.. Yaa barangkali dari dakwah dakwah sederhana melalui nota nota yang sederhana Allah Ta'alla Sudah mulai berencana bahwa beliau di takdirkan untuk membuat sebuah tempat dakwah yang lebih besar nantinya.. ya... Dari Sebuah Nota Dakwah ( ASIA, " HAI SELURUH UMAT IKUTI PERINTAH ALLAH " ) Menuju sebuah Tempat dakwah yang lebih besar.. PESANTREN TERPADU SERAMBI MEKKAH..

    Saat ini barangkali tidak ada lagi para pedagang yang memasukan dakwah sederhana dalam setiap nota mereka.. ya... Barangkali pedagang yang  berdakwah sederhana seperti bpk. H. Bahar Yusuf sangat sulit sekali kita temui saat ini.. para pedagang.. coba anda ceck nota nota anda kembali...

ASIA RIMOLA..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar