Senin, 30 Maret 2015

" Alangkah indahnya hidup ini "

Suhefriandi
Pesantren Terpadu Serambi Mekkah

      Steven Locke berkata, “Alangkah indahnya hidup ini!” seorang anak kecil berkata, “jika kau sudah besar maka aku akan menjadi anak yang sudah dewasa.”

            Anak yang sudah besar berkata, “Jika aku sudah berumur sekian, maka aku akan menjadi seorang pemuda.”

            Sang pemuda berkata “Tatkala aku menikah……...”

            Sedangkan orang yang sudah menikah berkata, “Jika aku menjadi orang yang sukses…..”

            Jika masa tua telah tiba, maka seseorang telah memasuki era ketika umur menunggu masa habisnya. Dia bagai ranting yang kering, hingga angin dingin lagi kencang siap menghempasnya.

            Sesungguhnya, kita dapat belajar dari waktu yang telah berlalu, yang mengajarkan nilai kehidupan berada dalam setiap hari dan setiap waktu, bersama dengan hidup kita.

            Waktu yang saat ini kita jalani adalah sebuah kenyataan. Masa kemarin sudah habis. Adapun esok hari, kita tidak memilki jaminan dapat menjumpainya. Hanya hari ini waktu yang kita miliki dan mampu kita nikmati.

            Namun, kita hanya dapat membagi hari kita menjadi dua bagian. Pada satu bagian, kita jalani dengan penyesalan atas apa yang telah lewat, sedangkan bagian yang kedua berada dalam kekwatiran atas apa yang akan terjadi. Usia menjadi sia-sia diantara problematika masa lalu dan bayang-banyang masa depan.

            Pada hakikatnya, setiap detik pada saat ini adalah sesuatu yang kita miliki. Waktu ini yang harus kita perhatikan dan jalani dengan tenang lagi damai.

            Rasulullah telah mengingatkan kita pada sebuah makna yang indah lagi menakjubkan. Meskipun Rasulullah telah mendorong kita untuk berambisi kepada hal yang lebih baik, melatih jiwa kederajat yang lebih tinggi, namun beliau menegaskan bahwa kenikmatan hidup di dunia ini hanya dapat diraih dengan ketenangan dan kedamaian. Renungkan hadis Rasulullah yang berbunyi.

             “Barangsiapa di antara kalian yang telah merasakan kedamian dalam jiwanya, sehat badannya, dan masih mempunyai bahan makanan yang dibutuhkan pada hari itu, maka     seakan-akan seluruh kenikmatan telah dia dapatkan.” (HR. at-Tirmidzi).

            Syeikh Muhammad Ghazali berkata, : sesungguhnya rasa aman, damai, dan sejahtera adalah kekuatan yang memberikan cahaya kepada akal untuk berfikir dengan tenang dan continue. Karena terkadang, pemikiran tersebut mampu mengubah perjalanan sejarah.”

            Kita melihat orang-orang yang ada disekitar kita sibuk berkompetisi dengan hari. Mereka hidup dalam lingkup permasalahan hari esok, dibayang-bayangi oleh bencana yang akan terjadi dimasa depan, dan mereka menyibukkan diri untuk menghadapi keburukan-keburuakan yang akan datang.

            Mereka berada dalam kelalaian bersama dengan berlalunya waktu. Mereka telah menyia-nyiakan usianya. Mereka bingung bagaimana cara menikmati kehidupan ini dan anugrah dan kenikmatan yang telah diberikan Allah.

            Petiklah pelajaran yang baik dari masa lalu, hempaslah bayang-bayang duka lara masa lalu dari diri anda, dan rencakanlah dengan baik masa depan anda tanpa ragu. Percayalah pada sang pencipta, Allah yang telah memberikan rezeki kepada burung. Pernahkah anda mendengar bahwa burung miliki ladang atau perkebunan?!!! Ia yakin kepada Allah, ia bertawakal kepada Allah dan yakin dengan kasih sayang Allah Ta'alla. Hiasi esok yang penuh bahagia akan menyapa anda ,dengan syarat, anda berprasangka baik kepada sang pencipta dan tidak menyia-nyiakan hari-hari anda.

Source : net.com
Pesantren Terpadu Serambi Mekkah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar