Senin, 13 April 2015

" IBADAH ADALAH BAHAGIAN DARI ILMU "

IBNUL QAYYIM

Karena ibadah adalah bagian dari ilmu, maka syarat beribadah harus didahului dengan ilmu, minimal syarat dan rukunnya. Bagi yang beribadah tanpa ilmu ia tidak akan mengenal jalan yang ditempuh, rintangan yang ada, serta tidak mengetahui maksud dan tujuannya, hanya melahirkan keletihan dalam perjalanan. Manfaat yang diperoleh pun sangat minim. 

Itulah orang jahil. Selain itu, ada beberapa ciri khas orang jahil yang patut diketahui: (1). Giat mengerjakan ibadah sunnah (nafilah) namun meninggalkan ibadah fardhu; (2). Giat beribadah dengan anggota tubuh saja, tanpa diiringi dengan amalan hati; (3). Giat ibadah batin, tetapi dalam pelaksanaan ketaatan yang lahir tidak sesuai dengan as-Sunnah; (4). Giat bercita-cita mengerjakan suatu amal tanpa mengetahui tujuan amal tersebut; (5). Giat mengerjakan amal tanpa menghindari dampak-dampak yang bisa merusak amalnya, baik ketika melakukan maupun setelahnya; (6). Giat mengerjakan suatu amal, namun melalaikan adanya manugerah yang terdapat di dalamnya, padahal amal ibadah terlaksana bukan karena faktor perbuatan anggota badan saja; (7). Giat mengerjakan amal tanpa menyadari kekurangan dirinya terkait amal itu, sehingga terluput dari meminta ampun kepda-Nya setelah menyelesaikannya; dan (8) Giat melakukan amal yang belum terpenuhi haknya, berupa nasihat dan berlaku baik, tetapi mengira telah memenuhi kewajiban tersebut, (hlm. 579-580). 

Saya tutup resensi ini dengan mengutip, Hikmah dan nasihat ibarat resep yang diberikan dokter kepada pasiennya. Apabila resep itu ditukar dengan obat lalu dikonsumsi sesuai petunjuk. Niscaya ia akan membantu menyembuhkan penyakit. Namun, apabila resep itu hanya sekadar dibaca dan tidak pernah ditukarkan dengan obat, apalagi dkonsumsi, niscaya ia tidak akan berfungsi apa-apa, (627).

Seperti itulah hikmah dan nasihat yang terangkum dalam buku "Fawadul Fawaid" ini. Renungan-renungannya harus diwujudkan dalam kehidupan nyata, dengan cara demikian, Insya Allah, jarak perjalanan kita menuju Allah akan semakin dekat. Keletihan dan kepayahan di tengah perjalanan akan menyingkir dengan sendirinya. Dan, kita pun akan semakin yakin bahwa hanya Dia satu-satunya tujuan yang harus diraih pada saatnya nanti. Wallahu A'lam! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar