Senin, 13 April 2015

" IBNU QAYYIM, JANGAN MENCINTAI DUNIA BERLEBIHAN "

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata:

Salah seorang ulama salaf berkata, “Barangsiapa yang mencintai dunia (secara berlebihan) maka hendaknya dia mempersiapkan dirinya untuk menanggung berbagai macam musibah (penderitaan)“ [Igaatsatul lahfaan” (1/37)].

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata:

“Orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan):

Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir. 

Hal ini dikarenakan orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) jika telah mendapatkan sebagian dari (harta benda) duniawi maka nafsunya (tidak pernah puas dan) terus berambisi mengejar yang lebih daripada itu, sebagaimana dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti (berambisi) mencari lembah harta yang ketiga“[HSR al-Bukhari (no. 6072) dan Muslim (no. 116)].

[“Igaatsatul lahfaan” (1/37)]

“Kaya hati adalah merasa cukup pada segala yang engkau butuh. Jika lebih dari itu dan terus engkau cari, maka itu berarti bukanlah ghina (kaya hati), namun malah fakir (miskinnya hati).”[Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, 11/272, Darul Ma’rifah]

Al Hasan mengatakan,“Salah satu bentuk lemahnya keyakinanmu terhadap Allah adalah anda lebih meyakini apa yang ada ditangan daripada apa yang ada di tangan-Nya”.

Al Fudhai bin ‘Iyadh mengatakan, “Akar zuhud adalah ridha terhadap apa yang ditetapkan Allah ‘azza wa jalla.” [Diriwayatkan Ad Dainuri dalam Al Mujalasah (960, 3045); Abu 'Abdirrahman As Sulami dalam Thabaqatush Shufiyah (10)].

Beliau juga mengatakan, “Qana’ah (puas atas apa yang diberikan oleh Allah ta’ala) merupakan sikap zuhud dan itulah kekayaan yang sesungguhnya.”

Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Barangsiapa yang suka menjadi orang terkaya, maka hendaklah dia lebih yakin terhadap apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tangannya.” [Diriwayatkan Abu Nu'aim dalam Al Hilyah 3/218-219; Al Qadha'i dalamMusnad Asy Syihab (367 & 368) dari hadits 'Abdullah bin 'Abbas].

‘Ali radhiallahu ‘anhu,“Barangsiapa yang zuhud terhadap dunia, maka berbagai musibah akan terasa ringan olehnya.”

Ibnu Mas’ud, “Yakin itu adalah engkau tidak mencari ridha manusia dengan cara menimbulkan kemurkaan Allah. Dan sungguh Allah telah memuji mereka yang berjuang di jalan-Nya dan tidak takut akan celaan.” [Jami’ul ‘Ulum wal Hikam hlm. 644-646.]

Ada seorang tabi'in mulia, bernama 'Aun bin 'Abdullah ia berkata:

"Dulu, orang-orang baik satu sama lain menuliskan dan menasehatkan tiga kalimat berikut:

1.  Siapa yang beramal untuk akheratnya, Allah subhanahu wa ta'ala akan mencukupi dunianya.

2. Siapa yang memperbaiki hubungan antara dirinya dengan Allah Ta'ala, Allah akan memperbaiki hubungan dirinya dengan manusia yang lain.

3. Dan siapa yang memperbaiki keadaan batinnya, Allah subhanahu wa ta'ala akan memperbaiki keadaan lahirnya.

Barang siapa akherat menjadi aktivitas yang menyibukkannya dan selalu menjadi harapannya, maka tak akan pernah terlewatkan satu haripun melainkan ia mengingat kemana ia akan kembali. Ia tidak akan melihat urusan dunia kecuali pasti mengaitkannya dengan akherat. Ia tidak berkumpul dengan keluarganya kecuali mengingatkannya akan berkumpulnya penduduk surga. Ia tidak mengenakan pakaian kecuali teringat akan pakaian sutra milik penghuni surga. Ia tidak menyeberangi sebuah jembatan kecuali teringatkan akan titian shiroth di atas neraka jahanam. Ia tidak mendengar suara yang keras melainkan mengingatkannya akan tiupan sangkakala. Ia tidak pernah berbicara tentang suatu pembicaraan, melainkan ada bagian yang terkaitkan dangan akherat."

Ibnu Jauzi rahimahullah ketika beliau mengatakan, "Dunia itu ibarat bayangan, jika anda berpaling dari bayangan, ia justru menguntit anda, tetapi jika anda mencari-carinya, ia justru malas mendatangi anda."

Sahabat Usman bin Affan radhiyallahu'anhu berkata: "Harapan terhadap dunia adalah kegelapan dalam hati, sedang harapan kepada akherat adalah cahaya dalam hati."

by : http://faisalkhoir.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar