Senin, 13 April 2015

" WAHAI WANITA CANTIK "

Wahai wanita cantik…
===================

        Engkau bagai intan berlian yang terpajang pada sebuah kotak kaca indah berkunci dan terbungkus rapi. Engkau bukan emas campuran murahan yang terpajang di etalase depan toko dan dangan seenaknya sang pembeli dapat merabamu, memegangmu dan memakaimu hanya untuk mencoba, lalu sang pembeli pergi, tak jadi membelimu dan mengembalikanmu di tempat yg sama!!

        Apakah engkau suka, jika engkau memelihara sebuah pohon; dan pohon tersebut menghasilkan tanaman yang enak dipandang dan buah yang manis rasanya? Tentu engkau suka. Maka mengapa engkau tidak menjadikan dirimu seperti pohon tersebut? Yakni menghasilkan perkataan dan perbuatan yang baik, bukan perkataan dan perbuatan yang sia-sia, bukan pula yang mengandung dosa. (by: Abu Zuhriy Rikiy Dzulkifliy)

        Kalau engkau kaya, berbahagialah. Karena banyak hal bermanfaat yang bisa kau lakukan. Kalau kau miskin, berbahagialah. Karena hatimu akan lebih selamat dari penyakit hati, penyakit sombong yang sering menimpa orang kaya. Kalau engkau dilupakan orang, bahagiakanlah hatimu. Karena tidak banyak lidah yang akan mencela dan mencacatmu. Apapun kondisinya bahagiakanlah hatimu

 ”Janganlah engkau meremehkan suatu kebaikan sekecil apapun itu, meskipun sekedar engkau menjumpai saudaramu dengan wajah ceria.” (HR. Muslim)

Ridho Allah tergantung ridho orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua. (Adabul Mufrod No. 2)

”Jangan cintai seseorang setinggi langit, karena langit bisa runtuh…Jangan cintai seseorang sedalam lautan, karena lautan bisa surut…Jangan cintai seseorang sebesar dunia, karena dunia bisa hancur. Cukup cintai seseorang seujung kuku, walau kecil, walau selalu dipotong, ia akan selalu tumbuh…”(Renungan N Kisah Inspiratif)

Seorang arab Badui ditanya, Darimana engkau mengetahui Allah? Dengan polos ia menjawab, ”Subhanallah! kotoran unta itu menunjukkan adanya unta. Tapak-tapak kaki itu menunjukkan ada orang yang berjalan. Langit-langit yang mempunyai gugusan bintang, gunung-gunung yang mempunyai lembah, lautan dengan ombak-ombak yang berdeburan, tidakkah ini menunjukkan adanya Allah yang Maha Mengetahui?”(Tafsir Ibnu Katsir surat Al Baqarah 21-22)

”Lihatlah orang yang ada di bawahmu dan janganlah kamu melihat orang yang ada di atasmu. Hal itu akan lebih baik bagimu agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan kepadamu.”(HR. Bukhori-Muslim)

Kematian akan menyapa siapa pun, baik ia seorang yang shalih atau durhaka, seorang yang turun ke medan perang ataupun duduk diam di rumahnya, seorang yang menginginkan negeri akhirat yang kekal ataupun ingin dunia yang fana, seorang yang bersemangat meraih kebaikan ataupun yang lalai dan malas-malasan. Semuanya akan menemui kematian bila telah sampai ajalnya. (Ayssyariah.com)

Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas. (HR. Ibnu Majah no. 4259)

Orang sakit mengira kebahagiaan ada pada kesehatan. Orang miskin mengira kebahagiaan ada pada kekayaan. Rakyat jelata mengira kebahagiaan ada pada kekuasaan. Tidaklah demikian. Kebahagiaan yang hakiki ada pada hati yang senantiasa bersyukur

Orang tua adalah pintu surga yang paling tinggi. Sekiranya engkau mau, sia-siakanlah pintu itu, atau jagalah ! (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Mencari jodoh yang baik adalah senantiasa memeperbaiki diri hari demi hari. Lalu kita menjemputnya dari tangan Allah diiringi senyuman sang bidadari

Tidak ada rumah bagi seseorang untuk ditempati setelah kematian,

kecuali rumah yang ia bangun sebelum matinya

Cinta adalah kecenderungan yang terus-menerus di dalam hati yang membara…(Ibnu Qayyim Al Jauziyah)

Orang yang mudah marah itu pertanda tidak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan baik

Janganlah kamu menjadi orang yang cepat marah, yang akan memengaruhimu pada setiap sesuatu. Tapi jadilah dirimu orang yang tenang, tidak cepat marah, karna sesungguhnya kemarahan itu adalah bara api yang dilemparkan setan ke dalam hati manusia. Dengan bara api itu, mendidihlah hati seseorang. Karna itu pula, urat-urat leher dan jaringan pembuluh darah menegang, matapun memerah. Lalu melakukan tindakan, setelah itu timbulah penyesalan.(Syarhu Riyadish Shalihin)

Sumber:  
www.bloghidayah.wordpress.com
http://www.alsofwah.or.id/ 
Dan dari beberapa sumber yang lainnya. 

Semoga bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi yang membaca dan merenungkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar