Sabtu, 04 April 2015

" MOMENTUM ZERO TO HERO "

     Setiap orang pasti ingin mencapai kesuksesan namun tidak banyak orang yang bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Banyak orang lalai mengatur waktunya sehingga waktu yang Allah karuniakan padanya tidak digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat.

      Ada tiga hal yang tidak akan pernah kita dapatkan kembali yaitu : kata yang telah diucapkan, waktu yang telah lewat, dan momentum yang diabaikan.

      Demi masa, begitulah Allah bersumpah. Tidak main-main tentunya, karena Allah menegaskan bahwa setiap manusia pasti merugi kalau tidak memperhatikan waktu kecuali orang yang beriman, orang yang beramal saleh, orang yang menasihati dalam kebenaran dan orang yang menasehati dalam kesabaran.

      Tanda-tanda kebahagiaan dan keberuntungan hidup seorang mukmin ada lima : 

Pertama, setiap ilmunya bertambah, bertambah pula tawadhu’ dan kasih sayangnya. 

Kedua, setiap amalnya bertambah, bertambah pula rasa takut dan kehati-haliannya. 

Ketiga, setiap kali umurnya bertambah, berkuranglah ketamakan dan kerakusannya. 

Keempat, setiap hartanya bertambah, bertambah pula kedermawan an dan pengorbanannya.

Kelima, setiap kali kedudukannya bertambah, bertambah pula kedekatannya kepada sesama manusia, memenuhi kebutuhan mereka dan rendah hati terhadap manusia. (Al Fawaid, Ibnu Qayyim Al Jauziyyah).

      Kreatifitas, kegigihan dan keuletan dalam melakukan percepatan diri adalah kunci sukses karya besar orang-orang biasa dalam meluar-biasakan dirinya. Ada banyak cara menjadi sukses. Berani sukses harus berani gagal. Ada banyak pembahasan tentang tips menghadapi kesuksesan. Tetapi sama pentingnya bagi kita, menyiapkan sejumlah hal untuk menghadapi kegagalan.

       Kebiasaan manusia-manusia besar adalah mengurangi jam tidurnya, waktu bekerja dan kesibukan mengurusi duniawi untuk memenuhi kebutuhan ukhrawi. Mereka menyedikitkan waktu tidur untuk bisa bangun malam. Mereka sedikit bercanda untuk merasakan nikmatnya  ibadah. Mereka tidak berlebihan dalam bergaul untuk merasakan lezatnya iman.

       Mereka menahan diri dari maksiat agar tubuhnya tetap sehat. Ibnu Rajab berkata “barang siapa yang memelihara ketaatan kepada Allahdi masa muda dan masa kuatnya, maka Allah akan memelihara kekuatannya disaat tua dan saat kekuatannya melemah. Ia akan tetap diberi kekuatan pendengaran, penglihatan, kemampuan berpikir dan kekuatan akal”. Kita sering kehilangan momentum dikarenakan beberapa hal yaitu iman kita tak lagi menyala sehingga kurang sensitif terhadap kebaikan, tidak memiliki ilmu sehingga seperti berjalan di tengah malam yang gelap gulita tanpa secercah cahaya., karena kita tidak proaktif atau mungkin karena Allah sedang menunda kesuksesan kita. Kita dapat mencontoh metode beberapa tokoh terkemuka dunia dalam mengatur dan menyisihkan waktu malamnya untuk hal yang bermanfaat. Seperti Imam Malik yang tidak tertidur ketika belajar. Imam Syafi’I yang membagi waktu malamnya menjadi tiga yakni sepertiga pertama untuk menulis ilmu, sepertiga kedua untuk shalat malam, dan sepertiga ke tiga untuk tidur.

      Abu Hurairah yang saling bergantian tidur dengan keluarganya. Atau Rasulullah yang memanfaatkan waktu subuhnya untuk sarana pembelajaran dan memulai aktivitas. Karena pada waktu subuh, selain berlimpahnya pahala dari Allah SWT, kesegaran udara subuh untuk kesehatan fisik, konsentrasi pikiran dan daya ingat yang kuat untuk menyambut datangnya hikmah dan ilmu-ilmu Allah.

       Kesuksesan tidak diukur semata-mata pada hasil tapi juga pada proses. Proses merencanakan dengan tujuan yang benar dan mulia. Proses mengorganisasikan dengan rapid an sistematis. Proses melaksanakan dengan ikhlas, tekun, teliti dan profesional. Dan proses evaluasi dengan jujur dan semangat perbaikan tak kenal henti. Dan cita-cita adalah separo dari kesuksesan. Karena orang yang bercita mulia tak mudah goyah untuk menggadaikan di tengah jalan, menukar dengan yang hina dan rendah.

       Kita mulai dengan menjadi Zero. Zero-kan diri dengan lafadz Laa ilaaha illallah. Zerokan diri dengan menghambakan kepada Allah semata, karena Allahlah pemilik segala kekuatan, “Laa haula walaa quwwata illa billah.. tiada daya dan kekuatan selain dari Allah”. Zero-kan diri pula dengan dzikir kepada Allah. Dzikir dapat lebih dahsyat dengan penggalian makna yang lebih dalam yakni : Big is powerfull, saat besar dan Berjaya, maksimalkan segala potensi kekayaan, kekuasaan, waktu, masa muda, kesempatan untuk karya besar sebesar-besarnya. 

       Medium in wonderfull, jika sukses ia bersyukur dan jika gagal ia bersabar, dan itu tidak dimiliki kecuali atas orang mukmin. Small is Beautifull, kecil itu indah, sungguh mulia Islam mengajarkan nya, ketika posisi kelihatan kecil, jangan menjauhkan diri sehingga terkucil, tetaplah berkarya karena Allah tetap saja memanggil. Jadilah diri sendiri dengan kemampuan yang dimiliki.Zero-kan diri dengan Trilogi tarbiyah, tilawah-tazkiyah-ta’lim. Tilawah bukan sekedar membaca tapi manghadirkan kebaruan hidup, menggali ayat-ayatnya untuk dihafalkan dan diamalkan. Tazkiyah adalah proses menjadi zero, pembersih jiwa manusia dari kotoran dan kegelapan jahiliyah. Ta’lim adalah menambah ilmu, pengayaan, pengajaran, pendalaman, pengkajian nilai untuk kemampuan diri, meledakkan potensi, mengefektifkan energi. Zerokan diri pula dengan dzikrul maut. Rasulullah bersabda, “Banyaklah mengingat penghancur kelezatan dunia, yakni kematian” (HR. Tirmidzi).

      Be Hero! Menjadi besar dengan cara yang besar. Untuk menjadi Hero, kita awali dengan niat yang benar. Mengapa? “Berapa banyak amal yang remeh menjadi besar gara-gara niat. Dan berapa banyak amal besar menjadi remeh gara-gara niat”, kata Abdullah bin Mubarak. Perlunya meluruskan niat, karena inilah cara membangun fondasi amal agar menjadi nilai, makna dan arti. Niat menentukan kualitas amal, apakah amal itu menjadi amal ketaatan atau malah merosot nilainya menjadi maksiat. Ikhlas adalah niat untuk mencari keridhaan Allah saja dengan beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan suatu apapun selain-Nya, dan memurnikan niat dari segala sesuatu yang merusaknya. Niat yang ikhlas mencari ridha Allah memiliki beberapa fungsi yakni : menyempurnakan amal, menguatkan amal, menjadikan perbuatan haram, sebagai rukun kehidupan, sebagai pembeda amal dengan aktivitas lain selain ibadah, mengesahkan sebuah amal, membesarkan amal sekecil apapun, melipatgandakan nilai amal.

       Setelah memperbaiki niat, ntuk menjadi orang besar kita harus mempunyai visi yang besar pula. Visi dibangun dari dasar pemikiran dan penggalian nilai-nilai besar yang diyakini. Visi adalah mimpi kita akan hari depan yang dicita-citakan. Miliki pula misi yang positif, yang luhur, ideal, fleksibel, spiritual, jelas, dan singkat.Temukan pula filosofi diri yang tepat dan sesuai dengan diri kita.

Menjadi Hero dengan melakukan Mapping seperti yang dicontohkan Rasulullah.

       Ia membuat gambar segiempat. Di tengah-tengahnya ada garis lurus yang memanjang sehiangga keluar kotak. Di samping garis tengah ada garis-garis kecil. Lalu nabi menerangkan, “Ini manusia, dan garis persegi itu adalah kurungan ajalnya, sedang garis panjang yang keluar batas itu adalah angan-angan cita-cita manusia. Garis-garis kecil itu adalah gangguan-gangguan yang selalu menghinggapi manusia. Maka bila ia salamat dari yang pertama, mungkin akan terkena yang ke dua, jika terhindar dari yang satu terkena yang lain” (HR. Bukhari).

       Mapping dengan memetakan kondisi diri, positif maupun negative dan sejujur-jujurnya akan berguna sebagai pengingat visual, sebagai peta untuk belajar, mengorganisasikan ide-idenya, membangkitkan ide-ide orisinil, memicu ingatan dengan mudah dan berguna untuk merencanakan. Cara ini menenangkan, menyenangkan dan kreatif karena mengaktifkan keseluruhan otak kita.

      Ibrahim bin Adham menasihatkan, “Kamu tidak akan mencapai derajat orang-orang shalih sebelum melalui enam jalan berikut :
Pertama, tutuplah pintu kesenangan dan bukalah pintu kesungguhan.

Kedua, tutuplah pintu kesombongan dan bukalah pintu kerendahan tawadhu’.

Ketiga, tutuplah pintu bersantai dan bukalah pintu perjuangan.

Keempat, tutuplah pintu tidur dan bukalah pintu bangun malam.

Kelima, tutuplah pintu kekayaan dan bukalah pintu kemiskinan.

Keenam, tutuplah pintu khayalan dan bukalah pintu persiapan kematian.”

       Ali bin Abi Thalib menasehatkan, “Dosa terbesar adalah Ketakutan. Rekreasi terbaik adalah Bekerja. Musibah terbesar adalah Keputusasaan. Keberanian terbesar adalah Kesabaran. Guru terbaik adalah Pengalaman. Misteri terbesar adlah Kematian. Kehormatan terbesar adalah Kesetiaan. Karunia terbesar dalah Anak Saleh. Sumbangan terbesar adalah Berpartisipasi. Modal terbesar adalah Kemandirian”

        Begin with end of mind, mulailah dari tujuan akhir kita.Think globally act locally, think big start small, berpikir global, kerjakan yang lokal, berfikir besar dan mulailah dari yang kecil. Act now, start from yourself, bekerjalah sekarang, mulailah dari diri sendiri. Think first do fast, terdepan dalam berpikir dan tercepat dalam berbuat.Belajar cepat dan bekerja lama. Tulislah apa yang akan kamu kerjakan, lalu kerjakan apa yang kamu tuliskan, laludokumentasikan apa yang telah kamu kerjakan. Open your mind, open your hand, open your heart, open yourself, bukalah pikiranmu, bukalah tanganmu, bukalah hatimu, bukalah dirimu.

Pesantren Terpadu Serambi Mekkah
Padang Panjang Sumatera Barat
0752 84169

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar