Senin, 09 Maret 2015

" GURU PESANTRENKU INSPIRATORKU."

By : Suhefriandi

" Terima kasih ustadz, setiap anda berdiri di depan kelas, semangat saya menjadi terbakar dengan motivasi motivasi dan cerita cerita inspiratif sukses yang anda sampaikan, anda lah inspirator saya ustadz. ( kholiq pando Subeno, Saat ini menjadi Mahasiswa AL-AHGAFF university of Yaman ) alumni pesantren Terpadu Serambi Mekkah )

  Menjadi seorang guru yang mampu membuat para santrinya sangat menghormati, menyayangi, bahkan menjadikan sang guru tersebut sebagai inspirasinya tidaklah begitu sulit.. Asalkan sang guru mau dan lebih fokus dibidangnya..

Untuk menjadi seorang guru dipesantren, merupakan suatu hal yang sangat mulia, betapa tidak.. kita bisa memberikan pendidikan penuh terhadap para santri /santriwati kita, 24 jam kita bisa melakukan pembinaan dan pendidikan terhadap mereka..

GURU YANG IDEAL

   menurut surat al-Kahfi [18]: ayat 60-82 adalah:

Pertama, Seorang guru hendaklah orang yang tidak hanya mampu memahami fenomena, tetapi juga mampu memahami nomena. Seorang guru bukan hanya bisa memahami yang tampak nyata, namun juga mampu memahami sebab di balik yang tampak itu. Dengan bahasa lain, seorang yang ideal adalah orang yang memiliki kebijaksanaan, di mana dia mampu mencari akar sebuah permasalahan.

Itulah sebabnya, Nabi Musa di suruh berguru kepada nabi Khidr, karena Khidr memiliki kebijaksanaan. Dia mampu melihat fenomena dan juga mampu memahami nomena serta penyebab munculnya fenomena tersebut. Itulah kesan yang didapatkan dari ciri guru yang ditemukan nabi Musa as. seperti yang terdapat pada ayat 65.

فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا ءَاتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا

Artinya: “Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami”.

Kedua, Seorang guru harus memahami kondisi muridnya, sehingga dia tidak bersikap arogan atau memaksakan kehendak kepada muridnya. Guru juga harus mengetahui kemampuan intelektual murid. Itulah kesan yang diperoleh dari ungkapan Khidr pada ayat 67-68,

قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا(67)وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا(68)

Artinya: “Dia menjawab: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku (67). Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”(68).

Begitulah sikap seorang guru dalam mengajar, hendaklah mereka mengetahui sikap, karakter serta kepribadian peserta didiknya dengan baik. Agar para guru dapat memberikan materi dan metode yang benar dalam menjalankan proses belajar dan mengajar. Serta bersabar apabila mendapat ketidaknyamanan.

Ketiga, Seorang guru memang dituntut untuk selalu menegur setiap kali muridnya berbuat salah. Akan tetapi, teguran haruslah sebijaksana mungkin dan dengan kata-kata yang mendidik serta menyentuh. Pemberian sanksi oleh guru haruslah dengan pertimbangan yang matang dan jika memang hal itu dianggap perlu untuk dilakukan, demi kebaikan seorang murid. Begitulah kesan yang diperoleh dari ayat 72, 75 dan 78.

قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا(72) قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا(75) قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا(78)

Artinya: “Dia (Khidhr) berkata: “Bukankah aku telah berkata: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku (72). Khidhr berkata: “Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?”(75). “Khidhr berkata: “Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.”(78).

Keempat, Seorang guru tidak hanya bisa menegur dan memarahi bahkan memberi sanksi terhadap kesalahan murid. Akan tetapi, juga dituntut mampu memberikan penjelasan terhadap kesalahan dan kekeliruan muridnya. Hal ini bertujuan agar seorang murid mengetahui dan menyadari serta tidak mengulanginya pada masa berikutnya. Begitulah kesan yang didapatkan dari ayat 79-82.

أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا(79)وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَا أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا(80)فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا(81) وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا(82)

Artinya: Khidhr berkata: “Inilah  perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” (78).
Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera (79).
Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran (80). Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya) (81). Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya (82).”

Wassallam
Pesantren Terpadu Serambi Mekkah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar