Selasa, 10 Maret 2015

" SUDAH JUJURKAH ANDA.. "

By : suhefriandi

   Ya.. sudah kah anda mempraktekkan sifat sifat jujur itu selama anda menempuh pendidikan di pesantren ini.. Pesantren Terpadu Serambi Mekkah ini wahai anak anak kami Tercinta..

    Sudahkah kita jujur...

A. Jujur Pada Allah SWT

      - Sudah jujurkah kita menjalani segala yang diperintahkan dan yang di larang-NYA ?.

      - Sudah jujurkah kita untuk melaksanakan kewajiban kita sebagai hamba-NYA ?.
    
B. Jujur Terhadap Diri kita Sendiri
      
       - Jujurkah anda benar benar menjalani kehidupan sebagai santri/santriwati ?.

      - Jujurkah anda tidak pernah membawa barang barang yang dilarang di pesantren ?.

      - Sudah jujurkah anda saat tidak ada yang mengawasi anda saat berada di asrama ?.
     - Sudah jujurkah anda saat anda berada di kamar mandi sendirian ?.

    -   Sudah jujurkah anda saat berada di kantin pesantren ?.

    - Sudah jujurkan anda saat anda kehilangan sendal anda di asrama ?.

    - Sudah jujurkah anda saat ada teman yang menyimpan Uang dan makanan nya di lemari ?.

    - Sudah jujurkah anda saat anda dibangunkan dan berjanji ke masjid tepat waktu ?.

    - Sudah jujurkah anda saat handphone anda tertangkap ustadz atau umi asrama kalian ?.

C. Sudah Jujurkah kita terhadap Orang Tua kita ?

     - Sudah jujurkah kita menjawab saat mereka bertanya tentang perkembangan kita di pesantren ?

   - Sudah jujurkah kita menjawab saat kita di tanya tentang kebiasaan jelek kita selama dirumah dulu..?
           - Sering keluar malam
           - Merokok
           - Main Warnet tak kenal waktu
           - Malas ibadah

    - Sudah jujurkah kita menjawab berapa juzz Al-qur'an yang sudah kita hafalkan..?

    - Sudah jujurkah kita membelanjakan uang jajan yang di berikan mereka pada kita..?

Sudah jujurkah kita.. sudah hujurkah kita.. sudah jujurkah kita..

          KEJUJURAN merupakan bagian dari sifat positif manusia. Kejujuran adalah bagian dari harga diri yang harus dijaga karena  bernilai tinggi. Kehilangan uang bisa dicari lagi, tapi kehilangan kejujuran di mana harus dicari?  
Jujur itu mahal harganya, orang merusak kejujuran sangsinya akan berat dan berlangsung lama. Kejujuran diikat dengan hati nurani manusia, dan keduanya itu merupakan anugerah dari Allah Swt. Dua eleman ini saling keterkaitan.  

      Ketika ucapan tak sesuai dengan kenyataan, hati menjadi risau karena ucapan dirasa tak jujur. Jujur memang indah, sikap jujur membuat hidup kita lebih tentram tanpa ada tekanan dari luar maupun dari batin kita sendiri. Coba bayangkan ketika kejujuran dinafikkan pasti hidup kita tak pernah tenang.

       Kebohongan pertama pasti harus ditutup dengan kebohongan kedua dan seterusnya. Yang pasti kebohongan itu sangat melelahkan dan membebani hati nurani, hidup tak nyaman dan diselubungi rasa was-was.    

     Kejujuran dan Kepercayaan Kejujuran merupakan pangkal dari kepercayaan, yang menilai Anda jujur adalah Allah, Sang Pencipta dan orang-orang di sekitar Anda. Sedangkan kepercayaan adalah imbas positif dari sikap jujur. Orang yang mendelegasikan kepercayaan merupakan hasil dari penilaiannya terhadap sikap kita. Jadi sekali lagi kepercayaan adalah amanah yang harus dijaga erat. 
Karena kepercayaan tak timbul dari penilaian sesaat pula. Orang lain berteman terhadap kita digerakkan dari rasa kepercayaan pula, pikiran postitif menimbulkan persepsi bahwa si A kelihatannya memegang prinsip kejujuran dan bisa dipercaya. Di lain contoh kejujuran juga bagian dari syarat kenaikan tingkat dalam sebuah sistem manajemen di pesantren.  

Kejujuran juga berlaku di sekolah dari TK sampai universitas, bahkan di sinilah kejujuran diajarkan sekaligus diuji tingkat kekuatannya. 

     Di sekolah dan pesantren setiap anda menempuh ujian kenaikan kelas maupun ujian akhir peserta dilarang keras menyontek, karena melanggar norma kejujuran. Setiap ada peserta ujian yang berbuat curang terkena tindakan hukuman dari sekolah dan pesantren.

     Namun ujian yang paling berat justru ketika siswa lulus sekolah dan kembali dalam kehidupan bermasyarakat dan bekerja di perusahaan atau mengabdi menjadi Pegawai Negeri Sipil  di situlah banyak godaan yang mengancam norma kejujuran. 

Tak ada pengawasan yang ketat dan hati nurani dipertaruhkan demi materi yang bukan haknya. Kalau iman kita tak diikat kuat dari ibadah, bakalan kebobolan. Itulah mengapa di Indonesia banyak sekali kasus korupsi, bahkan menjadi negara yang paling korup nomor tiga di dunia. Sangat melalukan bukan? 

     Kejujuran yang selama masa sekolah dijunjung tinggi, ternyata hilang karena godaan setan. Koruptor yang terbukti bersalah menggelapkan uang negara, alih-alih malu, malah menunjukan ekpresi tak bersalah. Sungguh menjijikan. Mereka taksadar bahwa dia adalah contoh buruk bagi pelajaran norma kejujuran. Selama orang tak jujur bakalah kehilangan harga diri didepan masyarakat dan Allah.   
Masyarakat sudah tak percaya lagi terhadap pejabat dan pelaku yang terbukti menyelewengkan kepercayaan. Untuk membangkitkan kepercayaan dari masyarakat sangat sulit, karena nilai kejujuran sudah dirusak sendiri. 

Kejujuran Adalah Harga Diri Kejujuran adalah harga mati yang harus dipegang sampai mati pula. Jujur di dunia selamat di akhirat. Prinsipnya miskin materi tak mengapa asalkan kita masih punya nilai kejujuran. Karena kejujuran ibarat pelampung penyelamat ketika manusia menghadapi pengadilan super adil yakni pada hari perhitungan kelak. 

     Norma jujur itulah salah satu saksi yang menyelamatkan dari hukuman Allah. Apa jadinya jika harga diri kita sendiri dirusak oleh sikap-sikap yang bertentangan dengan norma kejujuran? Yang pasti akan mendapatkan hukuman dari negara, masyarakat maupun rasa bersalah terhadap Allah penciptanya. Memang sesal hanya terjadi di belakangan. 

Namun sebisa mungkin janganlah merusak harga diri dengan kebohongan dan tindakan yang melawan normakejujuran di mana saja Anda berada. Sekali Anda berbohong di depan masyarakat luas, hilanglah harga diri Anda selamanya.  

Tindakan yang Merusak

       Kejujuran Berikut ini merupakan contoh-contoh perbuatan yang melanggar norma kejujuran, nilai-nilai moral dan agama. Contoh-contoh itu adalah tindakan yang harus dihindari siapa saja yang mengaku dirinya beragama dan bermasyarakat.

Mencuri.

    Mencuri atau mengambil barang yang bukan hak kita, merupakan tindakan melanggar norma kejujuran. Pemilik barang yang sah pasti merasa terpukul karena kehilangan barang kesayangannya. Mungkin barang yang berharga memiliki nilai sejarah tersendiri bagi pemiliknya. Manusia biasa pun bisa tergoda ingin mencuri ketika ada kesempatan dan kelemahan iman.

Berbohong.

     Bohong adalah salah satu perusak nilai kejujuran. Bohong bisa saja terjadi karena faktor lingkungan yang mempengaruhi anak untuk berbohong. Kebohongan yang dipelihara terus-menerus bisa merusak karakter manusia, si pembohong bahkan bisa menjadi psikopat. Sekali berbohong dia akan berbohong kedua kali untuk menutup kebohonganya yang pertama. Dan terus berbohong untuk menutupi omongan kosongannya. Bohong adalah lingkaran setan yang pasti sulit di hentikan.

Manipulasi.

      Manipulasi merupakan kegiatan untuk merekayasa fakta yang sebenarnya. Apapun alasannya, tindakan manipulasi sangat bertolak belakang dengan norma kejujuran dan agama. Contoh manipulasi adalah mark up proyek pembangungan, mark up pengadaan barang. Jadi nilai barang digenjot naik melebih nilai beli aslinya. Agar ada selisih harga, jadi ketika dana cair, selisihnya harganya dipakai untuk kepentingan pribadi. Manipulasi menjadi racun pembangunan di Indonesia, mental oknum seperti ini hanya mementingkan urusan pribadinya tanpa memikirkan kepentingan pembangunan bangsa.

Korupsi.

     Salah satu tindakan illegal yang menerjang tataran norma kejujuran antara lain korupsi. Istilah melayu nya rasuah. Korupsi atau rasuah adalah penyakit akut yang sedang menggrogoti Indonesia. Korupsi ibarat penyakit kanker yang menyebar keseluruh institusi di Indonesia. Wuih  berat juga kelihatnya.   Mengelola dana milik masyarakat Indonesia adalah amanah yang luar biasa berat. Namun jika amanah itu dikelola dengan benar insyallah itu adalah ibadah yang dijanjikan pahala yang luar biasa besar oleh Allah Swt. Tapi sayangnya sebagian oknum pemerintah pada gelap mata ketika diberi mandat mengurus hal yang berkaitan dengan dana besar, mereka tergoda mencuri barang yang bukan haknya.

Ingkar janji.

      Janji adalah hutang dan yang namanya hutang itu harus dibayar. Demikian juga dengan janji ya harus di tepati. Karena setiap janji yang dikeluarkan dari mulut, didengar oleh Allah dan disaksikan oleh malaikat. Orang yang sering ingkar janji disebut juga pembohong, memang gampang mengumbar janji, tapi ketika menepati janji bukanlah perkara mudah, inilah yang sering terjadi pada setiap kampanye pemimpin daerah, dan kampanye legislatif saat pemilu. Penyakit ingkar janji masih menjadi masalah besar dari pemimpin di Indonesia.

Akibat Tidak Memiliki Sifat Kejujuran Berikut ini merupakan dampak buruk dari tindakan merusak norma kejujuran. Yang jelas akibatnya merugikan diri sendiri dan merusakan nama baik keluarga dan komunitas.

Hilang kepercayaan.

    Salah satunya adalah hilangnya kepercayaan dari masyarakat atau orang-rang di sekelilingnya. Kalau sudah terbukti bohong atau mencuri, pasti tindakan dan ucapan tersangka bakalan dicurigai maupun diacuhkan sama sekali.Susah naik pangkat. Demikian juga risiko yang bakal dihadapi oleh pegawai yang terbukti melakukan kebohongan dan pelanggaran aturan di kantor swasta maupun pemerintah, bakalan kesulitan naik pangkat dan jabatan.

Dosa.

    Dosa adalah hukuman dari Tuhan kepada manusia yang melanggar larangan dan perintahnya. Berbohong merupakan tindakan yang berdosa besar karena melanggar norma agama. Takaran dosa berbeda bisa besar atau kecil tergantung pada tindakan.

     Demikianlah sekelumit tentang kejujuran yang harus dijaga sampai mati. Bahwa kejujuran adalah mata uang yang berlaku di manapun.

Jujur lah nak.. jujurlah dimana pun kalian berada nantinya...

Pesantren Terpadu Serambi Mekkah..
Semoga Bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar